GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Perpani Tetap Ngotot Pertahankan Keputusan Pencoretan Tiga Atlet Pelatnas


JAKARTA- Republiknews.com, 
Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB.Perpani) tetap ngotot pertahankan keputusannya yang mencoret tiga atlet pelatnas yakni Riau Ega Agata Salsabila, Diananda Choirunisa dan Asiefa Nur Haensa karena dianggap indisipliner.

Padahal dua diantara ketiga atlet tersebut berjasa meraih tiket ke Olimpiade 2021 Tokyo untuk nomor recurve putra-putri setelah Riau Ega meraih medali perunggu dan Diananda Choirunisa mendapatkan medali perak.

Ketua Umum PB.Perpani, Iliza Sa’aduddin Djamal dalam jumpa pers resmi secara virtual di Jakarta, Kamis, (13/8) menegaskan, pencoretan itu semata-mata demi tegakknya aturan organisasi.”Kami ingin semua pihak apakah itu atlet atau pelatih bahkan pengurus sekalipun harus taat aturan main organisasi,”kata anggota Komisi X DPR-RI ini.

Iliza lebih jauh mengatakan Perpani sebelumnya sudah beberapa kali menjalin komunikasi termasuk melalui grup WA dengan ketiga atlet asal Jatim tersebut. Namun komunikasi ini tak jalan karena Riau Ega yang semula ikut grup WA tapi kemudian keluar, sementara Diananda langsung memblokir sendiri. Sementara Asiefa tetap ada tapi hanya memantau saja.

”PB sudah melakukan pemanggilan atlet, melalui pengprov Jatim. Tapi jawabannya harus koordinasi dengan KONI Jatim terlebih dahulu karena mereka sedang melakukan pelatda persiapan PON Papua. Nah alasan Riau Ega keluar itu karena dia belum ada izin dari KONI Jatim. Itu jadi tanda tanya besar dari kami, kami lalu berkomunikasi dan berpikir positif. Lalu komunikasi dengan pak Deni, Ketua pengprov Perpani Jatim. Tapi di reject, lalu kirim voice note, tetap tidak dijawab saat ditanya soal kepastian keikutsertaan jatim,”papar Iliza.

PB.Perpani seperti dijelaskan Iliza mengirim surat sekali lagi, kepada KONI Jatim namun tidak dijawab. Dan Perpani kemudian koordinasi dengan Kemenpora, dan ternyata Riau Ega, melakukan komunikasi secara mandiri melalui whatsup.

Ria Ega keberatan dengan pelaksanaan seleksi pelatih, menilai ada kecurangan, padahal proses seleksi dilakukan dengan tim independen.”Saya sendiri tidak terlibat, karena tidak mengerti siapa yang terbaik pelatih panahan.Deni komunikasi akhirnya dengan saya dan bilang dia dapat kabar dari temannya namun tidak tergabung di dewan seleksi, bahwa dialah yang mendapatkan nilai terbaik. Ini tidak objektif, kalau menilai dia yang terbaik. padahal penilaian terbaik sudah kami lalukan secara komprehensif,”tambah Iliza.

Sebelumnya juga sempat terjadi hal seperti ini dengan Jawa Timur dan Perpani  sebenarnya sangat berkeinginan Jatim ikut dalam pelatnas ini. Bahkan Iliza meminta kepada Sesmenpora untuk coba menjebatani. Namun Riau Ega  tetap mau dilatih sama Deni yang menurutnya sebagai pelatih terbaik.  (TOR-08/ Tamrin Lahiya)
Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.