GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Dukung & Sukseskan Piala Dunia U-20, Oleh Yesayas Oktavianus


DALAM kegalauan pandemi covid-19, kita semua, khususnya masyarakat pencinta sepakbola di Tanah Air disegarkan dengan berita turunnya surat Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 19 tahun 2020 tentang penyelenggaraan Piala Dunia Sepakbola U-20 tahun 2021 dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 tahun 2020 tentang dukungan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut. Berita gembira itu tersiar tanggal 15 September lalu.


Menpora Zainudin Amali selaku Ketua Penyelenggara (INAFOC) sebelum ini menanti turunnya Kepres dan Inpres tersebut. Dan,sudah barang tentu ketika Presiden Joko Widodo menandatangani kedua surat keputusan tersebut, Amali menyambutnya dengan rasa syukur, diikuti gerak cepat melaksanakan amanah dan tanggung jawab yang begitu besar dan mulia. Tujuannya jelas, tidak saja menyukseskan penyelenggaraan,tetapijugameraih prestasi terbaik timnas Indonesia di lapangan.


Sejak memimpin Kemenpora, Amali baru sekali mengalami kegiatan massif keolahragaan, yaitu SEA Games itupun di luar negeri (Filipina). Sedangkan event seperti Asian Games dan Olimpiade belum pernah, sehingga Piala Dunia U-20 tahun depan di Indonesia akan menjadi starting point baginya dalam menyelenggarakan sebuah kegiatan besar olahraga, khususnya cabang sepakbola yang begitu digandrungi masyarakat kita.


Ada 6 (enam) stadion yang disiapkan Indonesia sebagai tuan rumah, dan jumlah itu sesuai dengan permintaan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Gerak cepat pertama Menpora adalah menggandeng unsur-unsur terkait, salah satunya pengurus PSSI untuk langsung terjun ke lapangan meninjau Stadion Gelora BungTomo (GBT), Surabaya.


Secara terbuka, baik FIFA maupun PSSI dan Kemenpora belum pernah mengumumkan ke masyarakat adanya persetujuan FIFA atas keenam stadion usulan Indonesia. Bahkan FIFA pun belum mengutus wakilnya untuk meninjau langsung stadion-stadion tersebut.


Biasanya, sebelum memutuskan stadion mana saja yang akan dipergunakan untuk hajatan kegiatan semacam ini, FIFA lebih dulu melakukan inspeksi ke lokasi, dan kemudian memutuskan layak-tidaknya stadion tersebut digunakan nantinya.Tetapi, dengan kondisi dunia, termasuk Indonesia yang masih dilanda pandemi covid-19 ini, maka kemungkinan juga FIFA telah melakukan kontak lisan dengan INAFOC maupun PSSI dalam konteks menyetujui stadion-stadion yang dirujuk, tentu dengan persyaratan-persyaratan yang ketat dari FIFA.


Keenam stadion yang disiapkan bagi pesta sepakbola dunia itu adalah Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali,dan StadionJakabaring Palembang.


Jika stadion-stadion ini telah mendapat persetujuan FIFA, maka salah satu Kementrian terkait yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah bisa ngebut dalam merenovasi seluruh stadion sesuai standart kualitas yang diminta FIFA.


Dalam membantu penyelenggaraan Piala Dunia U-20 ini, pemerintah tidak saja terlibat dalam fungsi kontrol dan pengawasan tetapi juga ikut membantu secara penuh mulai dari perbaikan infrasturuktur sampai dengan pembiayaan. Dana yang disubsidikan pemerintah bagi terlaksananya kegiatan ini sekitar Rp500 miliar lebih.


Jumlah di atas belum termasuk kewajiban FIFA untuk membantu tuan rumah penyelenggara sebesar Rp170 miliar.Angkadari FIFA ini sesuai dengan bidding awal PSSI dengan FIFA untuk mendapat hak sebagai penyelenggara,atau tuan rumah.


“Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan oranglain…” Kita adalah salah satu jagonya dalam hal penyelenggaraan sebuah event besar. Itu sudah terbukti dengan suksesnya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 lalu.


Namun, untuk pesta sepakbola dunia yunior ini, sepertinya Presiden ingin tidak saja kita sukses sebagai penyelenggara tetapi juga sukses meraih prestasi di lapangan permainan. Target timnas kita lolos babak penyisihan grup adalah target minimal, dan boleh dibilang tidaklah berlebihan.


Semoga pesta olahraga rakyat tahun depan ini bukan saja menjadi sebuah legacy bagi Presiden Joko Widodo sebelum mengakhiri tugasnya tahun 2024, tetapi akan sebagai langkah awal kepercayaan dunia bagi kita guna menggelar event-event besar lainnya, seperti Piala Dunia 2030, atau juga Olimpiade 2032. Untuk itu, mari kita dukung bersama demi suksesnya Piala Dunia U-20.


=Tim Nasional=
Euforia insan sepak boladi Tanah Air menyambut kemenangan timnas kita atas Qatar, 2-1 masih sama seperti David Maulana dan kawan-kawan dihantam Kroasia, 1-7. Tidak ada kehebohan dan kegembiraan luar biasa atas satu-satunya kemenangan dari empat uji coba awal timnas di Kroasia.


Suansana terbalik justru terlihat di tubuh ofisial dan pengurus PSSI. Kemenangan atas Qatar seakan-akan sudah menjelaskan bahwa timnas telah berganti wujud hanya dalam dua pekan kurang, dari sebuah tim änak sekolahan” menjadi tim hebat dan patut diandalkan dan dibanggakan.


Sebaiknya Ketua PSSI Muhamad Iriawan atau Ibul, pelatih Shin Tae-yong (STY) dan para pemain menyimpan jauh di lubuk hati terdalam mereka optimisme berlebihan. Perjalanan masih terlalu jauh dan kekurangan tim ini terlalu banyak untuk masuk dalam pertarungan dan persaingan menjadi yang terbaik dikontes PialaDunia.


Qatar, dan Arab Saudi yang ditahan sebelumnya dengan skor 3-3, bukanlah ukuran sepadan tim kita. Dalam historis perjalanan prestasi timnas kita, baik senior maupun yunior, timnas Indonesia biasanya masih bisa memberikan perlawanan sepadan bagi sesama tim dari kawasan Asia. Akan tetapi, ketika bertemu lawan-lawan dari zona Eropa, Amerika Latin, dan Afrika maka terlihat betul kelas dan kualitas permainan yang jauh berbeda.


Di tim binaan STY ini, secara teknis, belum terlihat sesuatu yang menonjol, mulai dari kualitas individu, kerja sama tim sampai pada visi bermain bola yang benar.Dan, sesuai janji STY, maka sebaiknya tim lebih meningkatkan diri pada persiapan untuk mendapat performa terbaik di semua aspek, dan bukan mencari kemenangan di setiap ujicoba.

 Kemenangan adalah tujuan akhir dari sebuah pertarungan di lapangan, tetapi kemenangan itu tidak akan didapat jika tidak diawali lewat sebuah proses yang benar dalam mempersiapkan diri.
Latihan tiga kali sehari yang diterapkan STY kepada para pemain, bukanlah jaminan satu-satunya tim akan berhasil. Di sepakbola ada periode di mana berlatih taktik dan strategi dapat membuat pemain lebih santai dan rileks.


Sepakbola, dan mungkin saja di cabang olahraga lainnya, atlet bukanlah mesin yang terus dipaksa bekerja keras setiap hari. Makanan dan istirahat (tidur) adalah faktor penting lainnya untuk mendapatkan kondisi terbaik dari pemain. Pemain bukanlah robot di lapangan, tetapi yang dibutuhkan dari pemain adalah teknik, taktik, strategi, fisik yang perima,psikologi serta visi bermain bola yang benar.


Jika STY pernah mengatakan jangan melihat hasil pertandingan timnas, tetapi sorotlah permainannya selama 90 menit, maka kemenangan atas Qatar janganlah membuat parapemain,ofisial dan pengurus PSSI lupa diri. (Penulis adalah mantan wartawan Kompas, spesialis sepakbola). TOR (T.L)

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.