Republiknews.com – Manado, Kursi Wakil Gubernur Sulawesi Utara Memanas, Jika Olly Dondokambey harus memenuhi keterpanggilannya kejabatan Menteri (Kabinet Jokowi-Maruf) secara otomatis kebijakan Partai akan menggeser Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Sabtu (4/12/2021).
Bila hal tersebut terjadi, siapakah sosok yang tepat menjadi tandem Steven Kandouw dalam memimpin Sulawesi Utara kedepan nanti ?
"Kalau saya punya kewenangan untuk menentukan, tentu saja saya pilih Ibu Adriana Dondokambey," ujar Taufik Tumbelaka pengamat politik dan pemerintahan kepada media ini, Rabu (1/21).
Taufik menyebut Adriana Dondokambey bukan tidak beralasan yang langsung dibeberkannya
"Selain beliau mantan birokrat (Eselon II semasa masih ASN di Pemkot Bitung) dulu, dari segi politik juga Ibu Adriana sudah tak perlu diragukan lagi, sebab dia juga pernah terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulaweai Utara, sebagai Ketua Komisi III," bebernya.
Lebih lanjut Taufik mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, sosok Adriana Dondokambey sangat tidak asing dengan eksekutif, legislatif bahkan masyarakat Sulut, sebab srikandi asal Kabupaten Minahasa Utara itu sangat berperan aktif dengan berbagai organisasi.
"Seorang politisi sekelas Adirana masih dilengkapi dengan jabatan sosial, bukanlah hal gampang. Saat ini dia memegang jabatan Ketua Wanita Kaum Ibu (WKI) GMIM Sinode dan Ketua Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDIP Sulawesi Utara, bahkan masih berstatus Anggota Komisi X DPR RI," urai Tumbelaka.
Menilai sederetan back-ground srikandi PDIP tersebut, Tumbelaka yakin hanya Adriana Dondokambey saja figur paling tepat mendampingi Steven Kandouw untuk menahkodai Pemerintah Provinsi Sulaweai Utara di sisa jabatan OD-SK kedepan nanti.
"Politisi komplit birokrat sejati ditubuh Adriana Dondokambey tak perlu dipertimbangkan lagi. Dapat dibayangkan kinerja pasangan Steven Kandouw - Adriana Dondokambey untuk Sulut yang kita cintai ini. Dan jika itu terwujud, Adriana Dondokambey juga nanti merupakan Wakil Gubernur Sulut keterwakilan perempuan pertama kalinya," tandas jebolan dan mantan aktivis UGM 1995 itu. (talia)