Ilustrasi. / foto : Sahril Hitimala |
RepublikNews, SBB - Masyarakat merasa kesulitan akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis petalite dan pertamax kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di awal bulan April 2022, hingga kini membuat masyarakat merasa sangat terbebani dan hampir tidak melakukan aktivitas pencarian hidup.
Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB) yang mayoritas mata pencariannya Nelayan dan Petani sangat tergantung pada Bahan Bakar Minyak sebagai penggerak aktivitas mereka, sehingga mengharapkan pemerkntah untuk turut melihat kebutuhan masyarakat setempat guna mengembalikan aktivitas seperti biasanya.
Kabupaten Seram Bagian Barat (Piru) merasa ngeri dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite yang dijual oleh pengecer di Kota Piru.
Jaedi Sombalatu salah satu warga Patinia yang kesehariannya sebagai tukang ojek mengeluhkan penjualan BBM jenis pertalite yang dijual oleh pengecer khusus di Piru dengan harga Rp.15,000.
“Harga pertalite dijual sama harga dengan harga Pertamax”, Kata Jaedi Sombalatu
Kenaikan BBM di awal April 2022 dari harga semula menjadi Rp. 14.000,- untuk Pertalite, Rp. 15.000,- untuk Pertamax kenaikan harga BBM di Kabupaten SBB di nilai tidak sesuai dengan peraturan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, hal ini disebabkan oleh kelalaian pemerintah daerah setempat kurang memperhatikan penjual menyak di Kabupaten SBB.
Kondisi ini disebabkan oleh sanksi NATO yang diberikan pada Rusia setelah melakukan invasi ke Ukraina. Rusia saat ini melakukan pembatasan ekspor minyak mentah ke berbagai negara di Eropa.
Akibat sanksi dan pemutusan tersebut, negara-negara konsumen turut merasakan imbasnya terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kenaikan harga di akabatkan pembatasan ekspor minyak dari pemerintah Rusia sangat mempengaruhi semua sektor produksi bagi negara-negara dunia terutama negara dunia ketiga.
Indonesia salah satunya adalah negara yang mengalami imbas dari dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Akibatnya pemerintah pusat mengeluarkan peraturan dan kenaikan atas harga bahan bakar berupa Pertalite dan Pertamax, namun kenaikan harga tersebut tidak sebanding dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di Kabupaten SBB.
Harga bahan bakar Pertalite sudah mencapai Rp 15.000 per liternya. Kondisi ini memperparah kelangkaan minyak yang sudah dirasakan oleh masyarakat Seram Bagian Barat sejak bulan Maret 2022 sampai sekarang.
Karena BBM naik Akan mengakibatkan semakin meluasnya masalah kemiskinan dan bisa dapat memicu konflik sosial dalam kehidupan masyarakat serta memperparah masalah pendidikan berakibat pada pengangguran akibat kenaikan harga yang tidak sesuai dan berdampak pada kenaikan harga barang lainnya bisa terjadi inflasi.
Kenaikan BBM berakibat fatal terhadap produksi masyarakat, kenaikan harga BBM berupa Pertalite dan Pertamax sama . harga hingga mencapai Rp. 15.000 per liter.
Pertamina harga bahan bakar khusus (BBK) hingga kini belum mengalami perubahan. Seperti di kabupaten seram bagian barat harga Pertalite berkisar antara Rp 14.000,- sd 15.000,- per liter.
Kenaikan harga BBM yang ditak sebanding membuat masyarakat akan kehilangan pendapatan jika di bandingkan harga BBM di Kabupaten SBB dan daerah lain di Provinsi Maluku khususnya Kota Ambon, pada hal jarak antara kota Ambon dan Kabupaten SBB terbilang sangat dekat dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Provinsi Maluku PERTALITE 7.650 - PERTAMAX 12.750
Harga eceran BBM di kota Ambon Pertalite Rp. 10.000,- per liter dan Pertamax Rp. 15.000,-Kenaikan harga BBM membuat masyarakat sangat ketakutan akan kehilangan pendapatan jika tidak bisa menjakau kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Pertamax.
Penulis: Sahril Hitimala