![]() |
Ilustrasi |
Republiknews.com – Rejeki setiap Manusia yang terlahir dimuka bumi sudah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta (Rezki Bawaan) disamping itu ada rejeki yang ditetapkan oleh Allah Swt dikarenakan tingkat keimanan seseorang, kali ini akan dibahas tentang Rejekinya bagi orang-orang yang meraih tingkat ketaqwaan.
Qs : At Thalaq ayat 2-3
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya :
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Rizkun Layahtasib).
Firman Allah diatas inilah yang menjelaskan kepada kita tentang rezeki yang diberikan Allah Swt kepada orang bertaqwa. Perhatikan kalimat pada firman Allah yang pertama :
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” Kemudian kalimat : “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Rizkun Layahtasib).”
dari firman Allah tersebut diatas inilah kita mendapatkan pelajaran bahwasanya bagi orang bertaqwa, Allah akan memberikan jalan keluar kepada mereka dari setiap permasalahan yang dihadapinya kemudian mereka dijamin Allah dengan Rezeki yang tiada disangka-sangka (Rizqun Layahtasib).
bila orang beriman dan beramal sholeh Allah berikan pengampunan dan rezeki yang mulia, meningkat pada orang bertaqwa Allah berikan jalan keluar dari semua kesulitannya dan Allah berikan rizki dari jalan yang ia tidak sempat memikirkannya.
(Tiada disangka-sangka). ini artinya orang tersebut tidak perlu bekerja, kalau bagi orang beriman dan beramal sholeh, dia masih masuk dalam hukum ikhtiar dalam mencari rizki tetapi manakala dia telah bertaqwa, Allah berikan rezeki dari jalan yang tidak disadarinya. rizqun layahtasib Ini lebih hebat.
Qs : Taha Ayat 132
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya :
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Kemudian pada firman Allah yang kedua perhatikan kalimat : “Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” Kalimat ini sangat jelas karena orang bertaqwa senantiasa mendapatkan jalan keluar yang baik dari Allah serta dijamin dengan perolehan rizqun layahtasib. rezeki yang dia tidak sempat memikirkannya, spektakuler Tiada disangka-sangka.
Qs : Shad Ayat 49-54
هَٰذَا ذِكْرٌ ۚ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ إِنَّ هَٰذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهُ مِنْ نَفَادٍ
Artinya :
Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.
Pada firman Allah yang terakhir yakni surah shad 49-54 perhatikan kalimat : “Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik,” kalimat ini sangat jelas kelak orang bertaqwa akan disediakan tempat kembali yang baik oleh Allah, tempatnya seperti apa? perhatikan kalimat selanjutnya : “(yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu.” Kemudian kalimat selanjutnya : “Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.” ini merupakan jaminan dari Allah bagi mereka yang bertaqwa pada yaumil akhir nanti. kemudian perhatikan ujung dari firman tersebut : “Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.”
Selanjutnya akan disodorkan hadits-hadits pendukung terkait Rizki bagi orang bertaqwa
Hadits :
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
Artinya :
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR : Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).
Pada hadits pendukung yang pertama perhatikan kalimat khusus pada kalimat : “Karena itu, bertakwalah kepada Allah.” Juga kalimat : “dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki.” Kalimat ini sangat jelas, didalam mencari rejeki nabi menganjurkan untuk bertaqwa, sehingga dengan ketaqwaan Allah akan berikan jalan keluar serta risqun layahtasib, Riski yang tiada disangka-sangka. Kemudian pada
Hadits :
(إن التجار يبعثون يوم القيامة فجارا إلا من اتقى الله وبر وصدق)
Artinya :
“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR : Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fi At-Tujjar no.1131)
hadits selanjutnya perhatikan kalimat : “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat.” Kalimat ini sangatlah jelas, bahwa Para pedagang serta para pengusaha kelak akan dibangkitkan oleh Allah sebagai seorang penjahat. Kemudian kalimat : “kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” sangat jelas terkecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, karena mereka bila berdagang senantiasa mengutamakan berbuat baik serta kejujuran.
Hadits :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ النَّاسِ أَكْرَمُ قَالَ « أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِىُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِى » . قَالُوا نَعَمْ . قَالَ « فَخِيَارُكُمْ فِى الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِى الإِسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوا »
Artinya :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” (HR : Bukhari no. 4689).
Pada hadits selanjutnya dimana nabi menjelaskan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang paling mulia diantara manusia, perhatikan khusus pada kalimat : “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” kemudian perhatikan kalimat selanjutnya : “yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.“
Hadits :
اتقوا الله لأنه جمع من كل خير ، وقاتلوا في سبيل الله لأنه ود المسلمين ، واذكروا الله واقرأوا كتابه لأنه نور لكم في الدنيا ولقب عالٍ لكم. في السماء. اقفل لسانك الا بكل خير. هكذا يمكنك هزيمة الشيطان.
Artinya :
Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk segala hal yang baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR : Ath-Thabrani).
kemudian pada hadits selanjutnya dimana nabi menjelaskan bahwasannya tingkatan taqwa merupakan kumpulan dari segala kebaikan. Perhatikan khusus pada kalimat : “Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan,”
Hadits :
مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
Artinya :
Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR : Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
kemudian pada hadits terakhir perhatikan kalimat : “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan.” Kalimat ini sangat jelas barang siapa memperbanyak istiqfar artinya berdzikir dengan ucapan istiqfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar pada setiap kesedihannya. Kemudian kalimat selanjutnya : “dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” Sangat jelas, yang dimaksud nabi adalah orang yang bertaqwa. Karena mereka senantiasa berdzikir kepada Allah sehingga Allah memberikan Jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya serta menjamin mereka dengan rizqun Layahtasib Rizki yang tiada disangka-sangka. (talia)