![]() |
Mahasiswa Semester 2 Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng |
OPINI
Ruteng,Republiknews.com-Literasi atau dalam Bahasa inggris literacy adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai akitivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.
Budaya literasi tentunya sangat penting di lingkungan sekolah. Kemampuan dasar literasi yang berupa kemampuan membaca dan menulis harus menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan.
Dengan membaca, dapat memperoleh informasi dan pengetahuan serta mampu meningkatkan konsentrasi.
Dapat di simpulkan bahwa literasi yakni kemampuan sesorang dalam memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.
Hal ini sangat penting untuk manusia demi meningkatkan kemampuan agar dapat merubah kearah yang lebih baik.
Gerakan literasi sekolah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan berliterasi pelajar Indonesia yang di tuangkan dalam dunia pendidikan.
Gerakan ini merupakan aktivitas membaca dan menulis serta kemampuan berkomunikasi dalam rana sosial secara komperensif( sesuatu yang dapat dilihat dari segala sisi secara menyeluruh)
Namun pada kenyataannya kemampuan literasi murid masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil survey programme for international student Assesment (PISA) dan dari progress in international readingliteracy study PIRLS. Rendahnya budaya membaca siswa saat ini diperkuat lagi dengan kehadiran smartphone android. Siswa lebih tertarik dengan membaca potongan-potongan tulisan dan menonton video yang ada di sosial media. Selain itu murid cendrung bertanya sebelum membaca, padahal apa yang ditanyakan suda diberikan informasi secara lengkap. Rendahnya minat baca akan berdampak besar bagi siswa antara lain kurangnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, malas, serta kurangnya kemampuam menulis dalam merangkai kata-kata. Pemerintah menyadari bahwa tingkat literasi Indonesia sangan minim dibandingikan dengan negara lain di Asia Tenggara bahkan dikatakan sangat rendah di kancan internasional. Sejumlah hasil survey lembaga internasional menempatkan Indonesia pada kategori negara dengan tingkat literasi sangat rendah.
Oleh karena itu, minat murid dalam membaca perlu ditingkatkan melalui gerakan literasi sekolah. Sebagaimana dituangkan peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 bahwa gerakan literasi sekolah di canangkan untuk memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti. Gerakan literasi adalah upaya yang di lakukan sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai pembelajaran agar peserta didiknya literat sepanjang hayat melalui perlibatan publik. Dengan program ini mampu mengembangkan kemampuan murid dalam menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Kemampuan literasi berkaitan dengan erat dengan tuntutan membaca pada kemampuan memahami, mengkaji dan menerapkan. Gerakan literasi ini juga, memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing kelas berupa rak pojok baca untuk mengembangkan kreatifitas secara mendalam. Gerakan literasi sekolah ini melibatkan warga sekolah (mulai dari peserta didik, guru, kepalah sekolah tenaga kependidikan, pengawas sekolah, dan komite sekolah). Upaya pembiasaan membaca peserta didik, biasanya di lakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Program ini dilakukan dengan harapan murid dapat meningkatkan minat baca, mengekspresika diri, mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya.
Membangun literasi memang bukan proses yang bisa dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Namun gerakan literasi sekolah bisa menjadi langka awal untuk membangun kesadran anak-anak akan pentingnya memahami membaca, menulis dan memahami informasi dari berbagai sumber sehingga tidak muda terhasut dan terpecah bela karena hoaks.
Kegiatan literasi adalah hal yang penting gerakan literasi sekolah dapat mendorong anak memiliki pola piker yang cerdas dalam menggunakan sumber - sumber pengetahuan dalam bentuk visual, cetak, dan audiotori. Di era digital sekarang ini literasi menjadi sangat penting untuk menyaring informasi yang fatkta ataupun hoaks.
Tujuan gerakan literasi sekolah
Tujuan umum gerakan literasi sekolah yaitu untuk menumbuhkan kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah agar menajadi pmbelajar sepanjang hayat.
Selain itu adapula tujuan khusus gerakan literasi sekolah diantaranya menumbuh kembangkan budaya literasu di sekolah, menjadikan sekolah sebagai taman belajar dan msmpu mngelola pengetahuan serta menjaga leberlanjutan pembelajran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi pembelajaran.
Abidin (2015: 23) mengatakan, tujuan literasi abad ke-21 yakni; menciptakan siswa menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang efektif, mengembangkan kemampuan dan kebiasan berpikir, mendorong dan mengeksplorasi motivasi belajar, menumbuhkan kemandirian siswa. Tujuan pembelajran literasi selaras dengan gerakan literasi sekolah melalui kemendikbud yang turut melakukan perubahan kurikulum yakni dari KTSP menjadi kurikulum 2013.
Dengan demikian, kita harus berupaya mendorong serta membimbing para generasi muda termasuk pelajar dan mahasiswa untuk membudayakan kegiatan literasi.
Penulis Adalah Viktoria Eflinda Purnasari
Mahasiswa Semester 2 Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng