GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

PENDIDIKAN MEMERDEKAKAN

Fransiska Mulyani S. Inda
Mahasiswa Semester 2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS KHATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG


Ruteng,Republiknews.com
-Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Ibarat sebuah buku,pendidikan memberikan gambaran nyata terhadap kehidupan dewasa masa kini yang berkualitas sehingga menjadi sebuah kebutuhan pokok. 


Sebuah buku dikatakan berkualitas  jika muatan tulisannya sangat menartik dan memuat informasi yang bermutu meningkatkan pengetahuan bagi  si pembaca,pun demikian pendidikan.


Pendidikan harus bercirikan antisipatif,harus menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan menghadapi  tantangan -tantangan  masa depan yang tidak pasti.


 Pendidikan yang memerdekakan adalah proses pendidikan yang menuntun murid di dalam mengembangkan potensi -potensi  positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di dalam mengeksporasi potensi -potensi  tersebut bebas dari berbagai tekanan baik tekanan dari dalam diri individu murid tersebut,maupun dari dalam luar diri.


Sementara,pendidikan memerdekakan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah suatu proses pendidikan  yang meletak unsur  kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri,bertumbuh dan berkembang  menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah.


Dalam pengamatan penulis, pendidikan selama ini belum sepenuhnya memerdekakan manusia, khususnya murid. 


Banyak persoalan tampak membuat murid merasa takut dan tertekan pada pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh, ketika  murid diperintahkan untuk selalu belajar  agar mendapatkan Nilai tinggi.


Kondisi  ini membuat murid merasa tertekan karena harus berusaha  untuk mendapat nilai yang tinggi. Namun, hal ini juga tentunya  penting agar siswa dibiasakan untuk mampu  memecahkan masalah yang ada.


Oleh karena itu,pandangan penulis dalam menerapkan pendidikan  dalam konteks merdeka  belajar ialah memberikan kebebasan yang seluas -luasnya  bagi siswa untuk mengembangkan  talenta dan minat yang dimilikinya,dan prosen pembelajaran  perlu lebih banyak diarahkan untuk meladeni  pertanyaan  atau pandangan siswa. 


Guru harus mencoba memahami apa saja  yang membentuk pola pikir dan tindakan yang baik demi tercapainya  pendidikan yang  diinginkan.


 Tentunya,profesi guru  sebagai tenaga pendidik yang profesional dan berkompeten yang  menjadi eksekutor semua program dan kebijakan pendidikan,termasuk rencana yang tertuang dalam kurikulum, harus peka terhadap perkembangan  ilmu pendidikan dan teknologi yang ada. Dengan demikian , guru dapat menyandang  teacher is  hero (guru adalah pahlawan).


Opini

Penulis Adalah  Fransiska Mulyani S. Inda

Mahasiswa Semester 2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS KHATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG


Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.