GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Terkait peristiwa tenggelamnya dua bocah di sungai Wae Kebong, Ini Penjelasan Sekda Fansy!

Sekda Manggarai Drs.Jahang Fansy Aldus,Kasubag Umum Dinkes Manggarai dan Kepala Puskesmas Bea Mese. Foto: Nestor Madi/Republiknews.com

Manggarai,Republiknews.com
- Peristiwa Tenggelamnya dua bocah di Sungai Wae Kebong beberapa waktu lalu menyisakan  polemik yang kini beredar cukup santer terdengar. Beredarnya rumor mengenai pelayanan pustu Pinggang yang kurang baik serta ketidaktersediaan sarana dan prasarana yang lengkap mengundang banyak pertanyaan di masyarakat. 


Menjawab rumor tersebut, Sekda Manggarai Drs.Fansi Jahang buka suara. Hari ini, Rabu, 29 maret 2023 di ruang kerjanya, Fansi Jahang bersama Kepala Puskesmas Bea Mese Edarsian Jaya Sau memberikan beberapa pernyataan kepada awak Media. 


Jahang pada kesempatan itu menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya  atas bencana yang menimpa kedua bocah malang tersebut.


"Sebelumnya saya atas nama pemerintah daerah kabupaten manggarai mengucapkan turut berduka atas bencana atau kejadian yang menimpa anak saudara kita Eka dan Rara yang kemarin meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan pada hari sabtu yang lalu di Wae Kebong, Kecamatan Cibal." Ungkap Sekda Jahang.


Jahang menjelaskan bahwa beberapa hari terakhir, ia memantau dinamika di media tentang penanganan pada kecelakaaan ini. Ia menyampaikan Terima kasih atas perhatian warga masyarakat terhadap hal ini karna ini menjadi masukan yang nantinya akan menuju kepada peningkatan pelayanan.


Jahang kemudian  menyampaikan  kronologi dari kejadian yang merenggut dua nyawa  pada hari sabtu yang lalu.


dua bocah yang tenggelam di Sungai wae kebong berinisial SE (13) dan SP (7), keduanya berasal dari Desa Pinggang, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT. 


"Dapat kami sampaikan teman-teman sekalian bahwa pada hari itu tanggal 25 maret 2023 kejadian di Bea kebong, Kecamatan Cibal berdasarkan laporan dari dua orang anak kepada orang tua korban pada hari sabtu yang lalu tanggal 25 maret 2023 tepatnya pada  pukul 11.45  bahwa telah terjadi peristiwa tenggelam dua anak atas nama eka(10) dan rara(7).


Atas laporan dari kedua anak ini, lanjut Sekda Fansy, orang tua koban yang sedang melakukan panen padi di sawah seputaran Wae Kebong cireng langsung menuju lokasi kejadian dan menemukan kedua anak tersebut sudah dalam keadaan terapung dan kedua korban ini langsung di bawa orang tuanya ke rumah mereka masing-masing di dusun pinggang, kecamatan Cibal. 


Jahang menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan dari orang tua korban, Kedua korban ini sempat dikasih air berkat oleh keluarga korban. Setelah itu pada jam 13.30 keluarga dari kedua korban ini mengantar mereka ke Pustu Pinggang (Puskesmas pembantu pinggang). Pada pukul 13.39 keluarga korban menelpon petugas kesehatan lain yang bekerja di Pustu Pinggang, karena saat itu Kepala Pustu sedang berada di Bea mese ada kegiatan bersama beberapa lembaga termasuk Ibu bupati tentang penanganan stunting.


"Kemudian di Pustu itu memang ada beberapa nakes, ada yang tinggal di pinggang, ada yang tinggal di lengor. Satu lagi petugasnya tinggal di Bea mese. Oleh karena itu pustu pada saat itu (sabtu tgl 25 maret 2023)dalam kondisi kosong staf", Ujar Jahang. 


Dikatakan Jahang bahwa beberapa menit setelah ditelpon, petugas Pustu mendatangi Pustu Pinggang lalu langsung melakukan pertolongan pertama kepada salah satu korban atas nama Eka. Sedangkan salah satu korban atas nama (Rara) telah dibawa kembali pada saat itu oleh keluarganya ke rumah korban di dusun pinggang dengan alasan bahwa korban sudah meninggal dunia. Petugas Pustu Pinggang melakukan konsultasi kepada dokter Endang selaku dokter PKM Bea Mese dalam rangka penanganan lebih lanjut terhadap salah satu korban yang masih berada di Pustu itu pada saat itu. 


"Jadi, terkait polemik yang terjadi bahwa di Pustu Pinggang saat itu tidak dilayani dengan baik atau ada fasilitas-fasilitas yang tidak  lengkap, saya ingin jelaskan pada kesempatan ini bahwa pada saat itu memang kondisi di pustu pinggang itu dalam kondisi staf yg berada diluar pustu tetapi tidak berapa lama setelah ditelpon, mereka menuju pustu pinggang dan melakukan penanganan awal", Jelas Jahang. 


Dikatakannya bahwa terkait tidak adanya Oksigen/O2, memang di pustu pada protap nya tidak disiapkan oksigen, yang ada hanya cairan infus, stetoskop untuk penangan awal saat itu. 


"Di Pustu memang tidak ada oksigen, yang ada hanya cairan infus, peralatan-peralatan pertolongan dan diagnosa awal, apabila tidak di tangani di pustu sesuai diagnosa awal maka akan dirujuk  ke puskesmas terdekat yaitu PKM Bea mese dan PKM pagal", Jelas Jahang kepada Wartawan di ruang kerjanya.


Jahang menambahkan bahwa berdasarkan keterangan petugas Pustu, Setelah korban ditangani oleh petugas pustu kemarin yang hadir di pinggang lalu setelah konsultasi dengan dokter di Bea mese maka korban langsung diantar ke PKM pagal dengan menggunakan mobil warga dan didampingi oleh 4 org petugas Pustu yang menggunakan sepeda motor. Sebelum sampai di Pagal mobil yang ditumpangi oleh korban ini mengalami kecelakaan, sehingga langsung di ambil alih oleh teman-teman Pustu untuk penanganan segera korban lalu dibawa ke pagal dengan kendaraan roda dua. 



Nestor Madi



Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.