GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Mengapresiasi Pekerjaan Peserta Didik Sebagai Pemacu Semangat Belajar

Yohanes Indra Purnama
Mahasiswa Semester 2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS KHATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG


Ruteng,Republiknews.com
-Menghadapi era modern sekarang, setiap individu dituntut untuk menempuh pendidikan. Tingkat kecerdasan intelektual yang sudah ada sejak lahir, bukanlah tolak ukur untuk menguasai dan menggunakan teknologi-teknologi yang ada.


 Disini peranan lembaga pendidikan sangat penting dalam membentuk manusia yang genius dan mampu menerima perubahan-perubahan zaman yang ada dan akan datang. 


Oleh karena itu, lembaga pendidikan mempunyai andil besar, dan semestinya dijalankan secara profesional dan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk menciptakan output yang berkualitas.

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai, secara garis besar, gurulah yang secara aktif mewujudkannya. 


Pembentukan karakter, pemberian ilmu pengetahuan, serta hal-hal positif yang diperoleh peserta didik menjadi misi utama seorang guru. 


Misi-misi ini dilakukan dengan berbagai cara dan metode sehingga terjadi peningkatan level kematangan intelektual dan karakter peserta didik.


Perluasan wawasan dan pengetahuan serta pembentukan karakter peserta didik dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar ruangan kelas. 


Kegiatan pembelajaran yang dijalankan, berpacu pada kurikulum yang berlaku dan menjadi pedoman guru dalam menjalankan tugas mengajarnya. Hal ini bukan berarti guru berpaku pada buku pegangan guru yang disediakan, tetapi juga berusaha menciptkan kegiatan pembelajaran yang kontekstual.


Guru sebagai seorang pengajar, berusaha mengevaluasi dan mengukur kemampuan dan karakter peserta didik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara: melihat keaktifan, sikap dan tutur kata, bertanya jawab, serta memberi tugas dan pekerjaan rumah (PR). Dari kegiatan evaluasi ini, tentu terdapat banyak hal positif yang bisa ditimba baik terhadap peserta didik maupun seorang pendidik. 


Terhadap peserta didik, mereka bisa mereview kembali materi yang sudah dijelaskan, sehingga menjadi ingatan jangka panjang. Sedangkan terhadap guru, beberapa hal ini menjadi titik tolak pemberian nilai terhadap peserta didik. 


Sesuai judul yang terterah, mari kita borfokus pada pemberian tugas/pekerjaan rumah (PR). Tugas diberikan dengan maksud murid mengerjakannya dan akan diberi nilai ketika pertemuan selanjutnya. 


Guru bisa melihat kemampuan siswa melalui hasil pekerjaan mereka. Juga untuk peserta didik, mereka akan mengintrospeksi diri terhadap nilai yang diterima. 


Peserta didik berusaha mempertahankan nilai yang sangat memuaskan, dan belajar lebih giat, jika nilai yang diperoleh belum mencapai hasil maksimal.


Tetapi pada faktanya, masih ada beberapa guru yang malas, lupa, bahkan dengan sengaja tidak memeriksa pekerjaan peserta didik. Kadang kala guru hanya melihat sepintas dan tidak memberi nilai, padahal nilai itu sangat dibutuhkan peserta didik. 


Ada pula guru yang memberi tugas baru padahal tugas sebelumnya tidak memperoleh feedback. Hal yang terlihat sepele ini, membuat siswa frustasi dan bisa menimbulkan persoaalan besar.


Apa yang terjadi jika PR siswa tidak diperiksa dan diberi penilaian? Hal ini sangat memprihatinkan terhadap semangat belajar peserta didik. Siswa dengan susah payah berpikir, menguras otak, dan menghabiskan waktu untuk menyelesaikan soal- soal tugas. Ketika guru tidak mengapresiasinya, muncul sikap malas dan bisa saja stres. 


Selain itu, tugas yang akan dikerjakan tentu membuang-buang lembar buku, menghabiskan tinta balpoint, dan lain sebagainya. Padahal untuk memperolehnya hanya bersandar pada penghasilan orang tua.


Selain itu juga, hal ini berdampak terhadap penilaian guru yang akan direkap dan memperoleh nilai akhir peserta didik. Ketika guru mengabaikan PR sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi nilai akhir, maka nilai akhir itu bisa dikatakan tidak akurat. 


Penentuan juara kelas juga mengacu pada nilai akhir yang diperoleh. Sehingga persoalan ini berpengaruh buruk yang sangat besar.



Penulis Adalah  Yohanes Indra Purnama

Mahasiswa Semester 2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS KHATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG 


   

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.