MANADO, Republiknews.com - (16/8) - Bertempat di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Utara Ronald Lumbuun hadir dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka mendengarkan pidato Presiden RI Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI.
Pada giat tersebut hadir Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Sulut, Anggota Forkopimda dan Pejabat di lingkungan Provinsi Sulut. Disiarkan secara virtual dari Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jokowi menyampaikan bahwa Bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar bagi Indonesia untuk meraih Indonesia Emas 2045. Selain itu, ia juga menyebutkan peluang besar lainnya yaitu international trust yang dimiliki Indonesia saat ini, yang dibangun melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. "Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam setiap bernegosiasi. Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya," ucapnya.
Kemudian, Jokowi juga menyinggung tentang kekayaan Sumber Daya Alam yang harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia. Ia menginginkan Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah, dan menyejahterakan rakyatnya. Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan melalui hilirisasi dengan melakukan transfer teknologi, yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
Lebih lanjut, Jokowi menyebutkan bahwa kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia. "Tantangan ke depan tidaklah mudah. Pilihan kebijakan akan semakin sulit sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer. Oleh sebab itu, menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust, karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia," pungkasnya.
Diakhir pidatonya, Jokowi mengungkapkan ucapan terima kasih atas dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa. "Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa mempermudah upaya kita dalam meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Marilah kita bersatu padu, Terus Melaju untuk Indonesia Maju," ungkapnya.