GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Peringati HUT ke-30 Kota Bitung, Pjs Walikota Bitung Tabur Bunga di Salah Satu Makam Mantan Walikota


Untuk memperingati HUT Ke-30 Kota Bitung, Pemerintah Kota Bitung menggelar upacara bendera, Sabtu (10/10) di lapangan upacara Kantor Wali Kota Bitung.


Bertindak selaku Pembina upacara, Pjs Walikota Bitung, Edison Humiang, pemimpin upacara, Camat Matuari, Sefferson Sumampouw dengan balutan pakaian adat Minahasa.



Dalam kesempatan ini, Sekretaris Daerah Kota Bitung, Audy Pangemanan, membacakan sejarah Kota Bitung.


“Munculnya Kota Bitung di medan sejarah tak terlepas dari seorang yang bernama Simon Tudus, sebagai tunduan wanua Bitung, berawal dari keinginan membangun sebuah rumah di tepian pantai, di bawah pohon Bitung yang tumbuh di sekitar Pos 1 pelabuhan Bitung sekarang, setiap orang yang mencari tempat berteduh simon menjawab di bawah pohon Bitung, ”ujar pangemanan.


Lanjut dia, peristiwa ini Simon Tudus berfirasat bahwa suatu waktu, tempat ini akan didiami oleh banyak suku bangsa.



Dalam Kamus Sangirees-Nederlands Woordenboek yang diedit oleh Mr KGF Stellen dan Drs W Aerbersold dari penulis N Adrian 1893, cetakan terakhir tahun 1959, kata Bitung adalah nama sebuah pohon, Stevige Koroestige Boom, dalam bahasa botani disebut Hivia Hospital.


“Dari sekian banyak pertemuan para nelayan maka kata bitung (Witung) sudah beralih makna dari nama pohon ke penunjukan tempat. Akhirnya makna berkembang sampai sekarang. Para pemukim beragama Kristen terdiri dari Elias Lontoh Sompotan, Daniel Mais Pongoh, Hendrikus Langie Langelo, Martinus Langelo, Andries Rompis, Mais Pantow, Benyamin Wangi, Andries Hendrik Dulang Kansil dan Yesaya Malalutan. Mereka inilah antara lain penduduk Bitung pertama setelah Simon Tudus yang merupakan perintis terbentuknya Desa Bitung (Negeri Bitung), ”ungkapnya.



Lanjutnya juga, pada tanggal 1 Januari 1918 Bitung laporan oleh Pemerintah Belanda sebagai suatu negeri, walaupun pengesahannya baru pada tanggal 1 Januari 1928 setelah dikeluarkan oleh pemerintah.


Tahun 1926 Theopilus Bawotong, Frederik Tidatu dan Hendrik Dulok Kansil mewakili penghuni Desa Bitung menghadap Hukum Besar Tonsea di Aermadidi.


Dengan semakin berkembangnya Bitung yang kemudian dijuluki Kota Serba Dimensi yaitu Kota Pelabuhan, Kota Industri, Kota Perdagangan, Kota Pariwisata dan Kota Pemerintahan, pada tanggal 10 Oktober 1990 Kota Administratif Bitung meningkat statusnya menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1990 , dengan luas wilayah 304 km², 3 kecamatan dan 44 kelurahan.

Walikota Bitung, Edison Humiang, memberikan penghormatan


Rangkaian kegiatan HUT Kota Bitung yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bitung antara lain Ziarah ke makam mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung, upacara peringatan HUT dan Rapat Paripurna DPRD Kota Bitung dan berbagai kegiatan lainnya.


Ketiga kegiatan ini dipimpin langsung dan atau diikuti Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Bitung Drs Edison Humiang MSi.

Walikota Bitung, Edison Humiang dan istri menabur bunga di salah satu malam mantan Walikota


“Sebagai generasi penerus, mari kita jadikan sejarah sebagai sebuah peristiwa yang penuh makna dimana kita dapat memetik pembelajaran bahwa setiap generasi kepemimpinan memiliki warna dan dinamika yang tersendiri sesuai era dan jamannya,” ujar Humiang saat yang mendukung.


Lanjutnya, kepada para pendahulu dan founding father Kota Bitung, dengan hormat kami menyampaikan terima kasih atas jasa dan pengabdian terbaik kepada daerah Kota Bitung yang sama-sama kita cintai dan banggakan. (Advetorial)

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.