Republiknews.com ,Sidoarjo -
Sabtu,23 September 2023
Kakek bernama Nurcholis yang berada di RT 05 / RW 03, Desa Lemujut, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo tinggal sebatang kara di sebuah gubuk.
Pria 66 tahun itu tidak pernah menikah, memilih tinggal sendiri di gubuk bambu. Lantai rumahnya masih berupa tanah dan atapnya terbuat dari anyaman daun kelapa. Rumah gubuknya bertingkat dua.
Kondisi rumahnya terlihat kurang layak dijadikan tempat tinggal. Sudah sempat dibujuk untuk tinggal bersama saudaranya, tapi Nurcholis menolak. Orangnya memang unik.
“Ketika diajak tinggal disini (rumah saudaranya) mboten purun (tidak mau),” kata Rahmawati ponakan dari Nurcholis yang tinggal di belakang gubuk tersebut, Jumat (22/9/2023).
Kondisi ini didengar Dhamroni Chudlori, anggota DPRD Sidoarjo. Ia datang mengecek langsung ke gubuk Nurcholis. Dhamroni membawa satu paket sembako.
Kepada Dhamroni, kakek berambut gondrong bercerita banyak hal. Termasuk dia yang tidak mau menikah.
“Saya tadi juga menawarkan untuk rumahnya direhab, tapi beliau tidak mau,” ucap legislator PKB itu.
Dhamroni juga menawarkan untuk dibuatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), tapi juga ditolak. Alasannya, karena masih sehat, tidak sakit.
Nurcholis mengaku tidak membutuhkan apapun. Ia hanya butuh untuk makan saja. “Yang penting saya ada untuk makan setiap hari,” katanya.
Selama ini, Nurcholis untuk memenuhi kebutuhannya, mengandalkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) dari Pemerintah Desa Lemujut. Nominalnya Rp 300 ribu tiap bulan.
Pemdes Lemujut juga kesulitan untuk membujuk Nurcholis agar tinggal di tempat yang layak. Ajakan dari perangkat desa selalu mendapat penolakan.
Karena berbagai tawaran selalu ditolak, Politisi asal Tulangan itu memberikan sejumlah uang, sebagai sedekah.
“Pun, ini sedekah dari saya. Do’akan seger, sehat,” ucapnya.
Dhamroni juga berpesan kepada Kepala Desa (Kades) setempat untuk benar-benar memperhatikan kebutuhan Nurcholis.
(AHF)