GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Opini-Kesenjangan Pendidikan Di Sekolah Dasar (Membangun Akses Yang Merata Untuk Semua Anak-Anak)

#ruteng #2024 #news
Maria Etriana Lidu Mahasiswa PGSD, Unika Santu Paulus Ruteng

RepublikNews.com
--Pendidikan adalah upaya manusia untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang diakui oleh masyarakat.


 Sekolah, sebagai institusi pendidikan formal, menjadi sumber pengetahuan dan visi untuk masa depan yang lebih cerah. Meskipun pendidikan formal (sekolah) bertujuan untuk mempersiapkan individu untuk masuk ke dalam masyarakat.


Kesenjangan Pendidikan Di Sekolah Dasar

Kesenjangan pendidikan merujuk pada perbedaan dalam akses, mutu, dan hasil pendidikan di antara individu atau kelompok. Kesenjangan pendidikan di sekolah dasar merupakan persoalan serius yang memengaruhi kesetaraan akses pendidikan bagi semua anak.


 Kesenjangan pendidikan dapat menghalangi mobilitas sosial dan kesempatan pekerjaan, serta mempengaruhi kesetaraan dalam akses terhadap pengetahuan dan keterampilan.


 kesenjangan ini bisa berasal dari beberapa faktor yang seperti: Perbedaan dalam akses ke sumber daya pendidikan (seperti buku teks, guru yang berkualitas, dan fasilitas yang memadai), Kondisi ekonomi keluarga, Faktor lingkungan (seperti lingkungan rumah dan komunitas), serta Kebijakan pendidikan yang tidak merata.


Upaya Untuk Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Sekolah Dasar

Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di sekolah dasar, langkah-langkah konkret memerlukan investasi besar dalam infrastruktur pendidikan, terutama di daerah terpinggirkan atau pedesaan. 


Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan dan pemeliharaan sekolah berkualitas, termasuk gedung yang aman, fasilitas seperti perpustakaan dan laboratorium yang memadai, serta peningkatan aksesibilitas dengan memperbaiki transportasi ke sekolah. 


Fokus juga harus diberikan pada peningkatan kualitas pengajaran dan kurikulum melalui pelatihan guru, sumber daya pendidikan yang memadai, dan kurikulum yang relevan serta inklusif. 


Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga penting untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah sulit dijangkau, ini meliputi:  Pentingnya kesadaran dan dukungan dari masyarakat,Program bantuan keuangan dan beasiswa, dan Partisipasi aktif dari masyarakat 


Kesenjangan pendidikan di sekolah dasar merupakan tantangan kompleks yang membutuhkan pendekatan menyeluruh dan kolaboratif. 


Hanya dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, dapat memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang adil dan merata terhadap pendidikan dasar yang berkualitas.  


Mengatasi kesenjangan pendidikan di sekolah dasar memerlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak terkait. Penting untuk memperkuat sistem pendidikan inklusif yang memperhatikan keberagaman siswa dari berbagai latar belakang. 


Reformasi pendidikan yang menyeluruh diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa, melalui pembangunan kurikulum yang inklusif, pelatihan guru dalam menghadapi keberagaman siswa, dan penyediaan sumber daya dan layanan pendukung bagi siswa yang membutuhkan. 


Selain itu, penting untuk mengatasi hambatan-hambatan struktural seperti ketidaksetaraan akses terhadap infrastruktur pendidikan, diskriminasi sosial dan budaya, serta masalah keuangan. Ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada. 


Penggunaan teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah terpencil atau dengan sumber daya terbatas, melalui platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, dan teknologi komunikasi lainnya.


Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam pendidikan yang menjamin bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya, tanpa ada diskriminasi atau pengucilan. 


Ini melibatkan penyediaan program pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan individu, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, anak-anak dari latar belakang etnis atau budaya yang berbeda, dan anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu.


 Untuk mewujudkan pendidikan inklusif, diperlukan langkah-langkah konkret dalam menerapkan kebijakan pendidikan yang inklusif. Salah satu langkah penting adalah menyediakan sumber daya dan dukungan yang memadai bagi siswa dengan kebutuhan khusus, seperti layanan pendukung, penyesuaian kurikulum, atau pelatihan khusus bagi guru.


 Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat mengakses pendidikan yang setara dan berkualitas.  


Ini melibatkan penyediaan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran budaya di antara staf pendidikan, dan menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan ramah bagi semua siswa. 


Untuk anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu, penting untuk menyediakan bantuan keuangan dan sumber daya tambahan yang diperlukan, seperti bantuan buku, seragam, atau program makanan sekolah.


 Ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi bagi keluarga tersebut dan memastikan bahwa anak-anak mereka tetap dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan finansial. 


Untuk meningkatkan standar pendidikan di sekolah dasar, beberapa tindakan nyata dapat dilakukan; Pelatihan Rutin bagi Guru, Pembaharuan Kurikulum secara Berkala, Pemanfaatan Teknologi Pendidikan, Peningkatan Sarana Digital. 


Membangun Akses Yang Merata Untuk Semua Anak-Anak

Upaya pemerataan dan perluasan pendidikan merupakan kebijakan publik yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. 


Proses ini adalah bagian dari upaya pembangunan nasional untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan, tanpa memandang status sosial atau latar belakang geografis mereka. 


Konsep kesetaraan dalam pendidikan melibatkan beberapa aspek, seperti memberikan akses gratis hingga tingkat tertentu, menyediakan kurikulum umum untuk semua anak tanpa memandang latar belakang mereka, dan memberikan dukungan yang sama untuk sekolah, terlepas dari perbedaan sumber daya. 


Konsep tersebut menjadi landasan untuk program-program pemerataan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan menyediakan kesempatan yang sama bagi semua individu.


 Namun, realitanya, pemerintah belum sepenuhnya memberikan pendidikan yang layak dan bermutu kepada semua warganya. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2014, hal. 23), masih ada sejumlah masalah yang menghambat pencapaian target pembangunan pendidikan.


 Salah satunya adalah ketidakmerataan akses pendidikan, rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik tinggi, dan distribusi guru yang tidak merata, menyebabkan rasio guru dan murid menjadi rendah. 


Selain itu, pelayanan pendidikan belum optimal karena terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan. Upaya perluasan akses dan pemerataan pendidikan juga belum mencapai tingkat yang memuaskan, sementara kualitas dan kuantitas guru masih rendah.


Pemerintah, melalui dinas pendidikan, telah berupaya khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dengan menempatkan guru PNS baru di daerah-daerah terpencil atau terpinggirkan. 


Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru yang enggan mengajar di daerah pedalaman dengan berbagai alasan yang beragam. Di Indonesia, umumnya guru-guru yang mengajar di daerah terpencil merasa tidak nyaman karena fasilitas yang kurang memadai.


 Selain itu, fasilitas tempat tinggal guru juga sering kali tidak dipenuhi oleh pemerintah. Sebagai akibatnya, banyak guru yang merasa tidak betah dan memilih untuk pindah ke sekolah yang berada di perkotaan. 


Infrastruktur yang kurang lengkap di daerah pedalaman, seperti ketersediaan listrik yang terbatas, juga menjadi faktor mengapa pendidikan di sana masih tertinggal. 


Selain kurangnya perhatian terhadap nasib guru di daerah terpencil, sistem rekrutmen guru di sana juga masih kurang baik. 


Banyak guru di daerah pedalaman bukanlah ahli di bidangnya, dan sering kali mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar yang terbatas, sehingga proses pembelajaran tidak optimal. 


Mengakui bahwa pendidikan berperan sebagai alat untuk mempersiapkan generasi masa depan, maka pendidikan harus dapat mengantisipasi dan meramalkan tren yang akan muncul di masa mendatang. 


Ini berarti kurikulum juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan masa depan, tidak boleh stagnan atau mempertahankan hal-hal yang sudah tidak relevan. 


Diperlukan inovasi dan terobosan baru agar setiap generasi dapat mengikuti perkembangan zaman. Sebab, kurikulum merupakan landasan utama dalam penyelenggaraan pendidikan. 


 Pendidikan harus memiliki kapasitas untuk mengembangkan kesadaran kritis dalam menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di masa mendatang. 


Pada akhirnya, pendidikan berperan penting dalam mendukung pembangunan bangsa secara menyeluruh, dengan menghasilkan tenaga kerja terampil yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan. 


Karena hal itu, peran serta dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan sangatlah penting dalam memajukan pendidikan, terutama di daerah terpencil.


Penulis adalah Maria Etriana Lidu Mahasiswa PGSD, Unika Santu Paulus Ruteng

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.