GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Memberikan “ UCAPAN SELAMAT “ Kepada Seorag Bayi Yang Baru Lahir Kedunia

Ilustrasi. Foto sumber pixabay


Republiknews.com – , Apakah seorang Muslim dibolehkan memberikan Ucapan Selamat Kepada seorang Bayi yang terlahir Kedunia, ini merupakan suatu kajian yang menarik untuk di angkat. Jum’at (25/12/2020). 


Kajian tersebut diawali dengan sebuah Hadits Nabi, yang menjadi Poin paling mendasar bagi setiap Muslim dalam memberikan Ucapan kepada seseorang yang telah dilahirkan kedalam Alam Semesta ini.


Hadits :


عن سعد بن أبي وقاص قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: المؤمن يؤجر في كل شيء،[1] حتى في اللقمة يرفعها إلى في امرأته. (رواه أحمد وغيره وقال الأرناؤوط إسناده حسن)


Artinya :


Seorang mukmin bisa mendapat pahala dari segala sesuatu (dengan niat yang baik), hingga suapan yang ia masukkan ke mulut istrinya. (HR. Ahmad dan yang lainnya, dihasankan oleh Al-Arna’uth)


Bila kita perhatikan Hadits Nabi tersebut maka kita akan mendapatkan pelajaran bahwasannya Segala sesuatu yang akan kita kerjakan ataupun yang kita Ucapkan itu akan bergantung dari Niatan kita. Perhatikan kalimat khusus pada kalimat : “ Seorang mukmin bisa mendapat pahala dari segala sesuatu (dengan niat yang baik), “ dengan adanya hadits tersebut maka kita akan masuk kepada Inti persoalan, apakah dibolehkan bagi kita selaku Muslim terkait dengan Ucapan Selamat kepada seseorang yang telah dilahirkan kedunia ini. 


Qs :  Hud Ayat 69 


وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا سَلَامًا ۖ قَالَ سَلَامٌ ۖ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ


Artinya :


“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.”


Firman Allah tersebut diatas inilah yang menganjurkan kepada kita untuk memberikan Ucapan selamat , perhatikan kalimat : “ Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira “ kalimat ini sangat jelas bahwa Para Malaikat selaku Utusan Allah datang kepada Nabi Ibrahim as, kemudian kalimat : “ Dengan membawa kabar gembira “. Kalimat ini juga jelas kabar gembira dalam bentuk apakah yang mereka bawa kepada Nabi Ibrahim ? maka perhatikan kalimat selanjutnya : “ mereka mengucapkan: "Selamat".ini sangat jelas yang mereka Para Malaikat selaku Utusan Allah datang untuk menyampaikan Ucapan “ Selamat “ kepada Ibrahim. Sehingga Ucapan “ Selamat “ merupakan Sunnahtullah. 


Qs : Ash-Shafaat ayat 101 


فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ  


Artinya: 


"Kami beri dia kabar gembira tentang seorang anak yang amat penyabar."


Dari firman Allah tersebut diatas kita mendapatkan kejelasan Bahwasannya “ Kabar Gembira “ dalam Bentuk “ Ucapan Selamat “ ditujukan kepada Seseorang yang baru dilahirkan kedunia . perhatikan kalimat khusus pada kalimat : “ tentang seorang anak yang amat penyabar." Bayi yang akan dilahirkan adalah seorang Penyabar. 


Qs : Adz-Dzariyat ayat 28


وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ


Artinya :


"Mereka memberi kabar gembira kepadanya tentang kelahiran seorang anak yang alim (Ishaq)."


Pada firman Allah tersebut diatas lebih diperjelas dimana Kabar gembira “ Ucapan Selamat “ tersebut ditujukan kepada seseorang yang baru dilahirkan kedunia dalam hal ini adalah Nabi Ishaq. Perhatikan kalimat : “"Mereka memberi kabar gembira kepadanya tentang kelahiran seorang anak yang alim (Ishaq)." Sehingga dengan adanya firman Allah tersebut kita bisa mendapatkan kejelasan tentang Ucapan yang kita berikan kepada seseorang yang dilahirkan kedunia adalah seseorang yang baik. 


Qs ; Al-Hijr ayat 53.


قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ


Artinya :


“Mereka berkata: 'Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim.'" 


Perhatikan kalimat pada firman Allah tersebut diatas : “ “Mereka berkata: 'Janganlah kamu merasa takut “, kalimat ini sangat jelas bahwasannya yang berkata adalah Para Utusan (Malaikat) kemudian kalimat : “ sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu “ kabar gembira tersebut yang disampaikan malaikat dalam bentuk apa ? perhatikan kalimat selanjutnya : “ dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim. “ maka menjadi jelas kabar gembira tersebut adalah Ucapan Selamat kepada seorang yang Baru lahir yang akan menjadi Orang Yang Alim. 


Qs ; Maryam ayat 7


يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا


Artinya :


"Hai, Zakaria! Sesungguhnya Kami memberikan kabar gembira kepada mu akan mempunyai seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia."


Firman Allah tersebut diatas sama dengan firman Allah sebelumnya yang sudah dikaji, redaksional kalimat berbeda tetapi memiliki arti yang sama, dimana Allah Perintahkan Malaikat untuk memberikan Kabar gembira kepada Zakaria dengan kelahiran seorang anak, sehingga Ucapan Selamat atas kelahiran seseorang ke dalam dunia ini dibenarkan di dalam Al Qur’an Karim. 


Perhatikan firman selanjutnya : 


Ali-Imran ayat 39 kemudian, Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang dia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab:  


نَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ


Artinya : 


“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.”


Maka menjadi jelas ..


Ibnun Qayyim dalam kitab Tuhfat Al-Maudud bi Ahkam al-Maulud, mengatakan memberikan kabar gembira atas kelahiran bayi dapat menyenangkan hati manusia. Orang Islam dianjurkan menyenangkan hati saudaranya yang telah mendapat karunia dengan memberikan selamat dam mendoakan dengan segala unsur kebaikan.


Gembira atas kelahiran seorang anak pernah dilakukan Abu Lahab paman Rasulullah. Abu Lahab yang selanjutnya dikenal membenci Rasulullah, langsung memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah karena telah memberikan kabar gembira pertama kepadanya (Abu Lahab) atas kelahiran Rasulullah. "Malam ini Abdullah dikaruniai seorang anak laki-laki."


Ibnul Qayim menyampaikan, bahwa perbuatan Abu Lahab yang baik itu yakni memerdekakan budaknya tidak disia-siakan Allah. Setelah dia mati, Allah SWT memberinya minum di pangkal ibu jarinya.


Sehingga Kita dibenarkan untuk mengucapkan selamat kepada seseorang yang terlahir kedunia, terlebih lagi bila orang tersebut adalah Hamba Allah yang merupakan Manusia Pilihan. (T.L)

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.