GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Dua Bentuk Amalan Yang Nilainya Tinggi dihadapan Allah Swt


Memberi Pertolongan

Republiknews.com – Dua bentuk amalan utama, dalam meraih keridhoan Allah Manusia saling berlomba untuk bisa mendapatkannya, sehingga amalan dengan bentuk kebaikanpun dilakukan seseorang demi meraih keridhoan Sang Pencipta, dalam firman Allah yang terdapat dalam Al qur’an karim bertebaran ayat-ayat yang diperintahkan Tuhan untuk berbuat suatu kebaikan, baik secara individu (diri sendiri) atau yang bersifat orang banyak diantaranya adalah firman Allah tersebut dibawa ini :


Qs : Al Maidah Ayat 2

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya :

Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. 


Firman Allah tersebut diatas ini sangat jelas mengabarkan kepada manusia khusus pada kalimat “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa” kalimat ini sangatlah jelas dimana kita diperintahkan Tuhan untuk saling tolong menolong dalam berbuat suatu kebaikan. kenapa Allah tidak menyebutkan bentuk kebaikan yang harus dikerjakan secara tolong menolong? Sebagai jawabannya inilah Maha Rahman dan Rahimnya Allah Swt. Hanya mengatakan “Kebajikan” yang memiliki arti yang sangat luas, sehingga seluruh bentuk kebajikan baik secara pribadi diri dan keluarga yang dilakukan termasuk juga untuk kemaslahatan orang lain yang kita upayahkan merupakan bentuk dari Tolong-menolong dalam berbuat kebajikan.


Hal tersebut merupakan bentuk perbuatan kita terhadap diri dan orang lain yang erat kaitannya dengan kemaslahatan duniawi baik dalam bentuk kerja bakti, membangun sarana serta prasarana untuk kepentingan masyarakat kita diperintahkan untuk saling tolong menolong. 


Pada kalimat selanjutnya perhatikan “dan Takwa” kalimat ini sangat jelas dalam hal meraih ketaqwaan disisi Allah kita diperintahkan untuk saling tolong menolong, kalau pada pembahasan pertama bisa disimpulkan saling tolong menolong dalam bentuk Hubungan manusia dengan manusia (Hablumminannas), pada poin yang kedua dititik beratkan pada hubungan antara manusia dengan Sang Khaliq (Hablumminaullah). Ini masih diperintahkan Allah untuk saling bantu membantu agar kita bisa meraihnya.


Pada kalimat firman Allah selanjutnya perhatikan “dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” Kalimat ini sangat jelas merupakan bentuk pelarangan dari Sang Pencipta Jagad Semesta ini, jangan kita saling bantu membantu dalam berbuat keburukan (Dosa) dengan katalain melakukan dosa secara berjama’ah ini sangat dilarang oleh Allah. termasuk permusuhan perhatikan khusus pada kalimat “dan Permusuhan” artinya bila sekirannya kita tidak senang terhadap seseorang, jangan kita mengajak oranglain untuk ikut-ikutan membenci orang tersebut yang kita tidak sukai, itu sama artinya dengan kita melakukan tolong menolong dalam bentuk permusuhan.


Hal tersebut merupakan bentuk amalan yang utama didalam dinul Islam bila dilakukan, kenapa ? karena pada ujung ayat tersebut terdapat ketegasan dari Allah. perhatikan kalimat ujung kalimat pada firman tersebut diatas “sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” Kalimat ini jelas menunjukan bila kita melakukan tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan maka nilainya plus, akan tetapi yang dilakukan sebaliknya tolong menolong dalam bentuk dosa dan permusuhan maka dosanya sangat berat.


Menuntut Ilmu

Diantara bentuk amalan yang nilainya tinggi menuntut Ilmu masuk kedalamnya, meskipun menuntut Ilmu cenderung bersifat individu tetapi nilainya plus, manakala ilmu tersebut bisa bermanfaat bagi orang lain. 


Qs : Ath Thalaq Ayat 12

وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Artinya :

“Dan (agar kamu mengetahui bahwa) ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” 


Qs ; Al An’kaabut ayat 43

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ

Artinya :

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.


Kedua firman Allah tersebut merupakan bentuk dasar hukum kenapa seseorang harus menuntut Ilmu. Perhatikan kalimat “ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” Dari kalimat tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwasannya Allah Maha Berilmu, segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt diliputi oleh Ilmu-Nya, sehingga hanya orang-orang yang memiliki Ilmu saja yang mampu untuk bisa mengetahui sesuatu yang diliputi oleh Ilmu Allah, sehingga menjadi wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk menuntut serta meraih Ilmu bila ingin mengetahui substansi dari sesuatu yang diciptakan Allah Swt.

Kemudian hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firman yang keduaperhatikan kalimat “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia” kalimat ini sangat jelas, seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwasannya dalam setiap penciptaan Allah, Allah Swt memberikan perumpamaan-perumpamaan sehingga hanya orang yang memiliki Ilmu saja yang bisa mengetahui maksud atau substansi dari sesuatu tersebut dalam bentuk perumpamaan (Burhan). Perhatikan ujung dari firman Allah tersebut “dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. Ini sangatlah jelas kebanyakan orang pasti tidak bisa memahaminya, hanya orang Alim saja yang bisa mengetahuinya. Perlu diingatkan bahwa firman tersebut merupakan bentuk penegasan dari Allah.


Untuk jelasnya akan disodorkan hadits pendukung terkait pembahasan tersebut diatas

Hadits :

عَنْ أَبي هُرَيرَة رضي الله عنه عَنِ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤمِن كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُربَةً مِنْ كرَبِ يَوم القيامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ على مُعسرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُّنيَا والآخِرَة، وَمَنْ سَتَرَ مُسلِمَاً سَتَرَهُ الله في الدُّنيَا وَالآخِرَة، وَاللهُ في عَونِ العَبدِ مَا كَانَ العَبدُ في عَونِ أخيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلتَمِسُ فيهِ عِلمَاً سَهَّلَ اللهُ لهُ بِهِ طَريقَاً إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا اجتَمَعَ قَومٌ في بَيتٍ مِنْ بيوتِ اللهِ يَتلونَ كِتابِ اللهِ وَيتَدارَسونهَ بَينَهُم إِلا نَزَلَت عَلَيهِم السَّكينَة وَغَشيَتهم الرَّحمَة وحَفَتهُمُ المَلائِكة وَذَكَرهُم اللهُ فيمَن عِندَهُ، وَمَنْ بَطَّأ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رواه مسلم بهذا اللفظ. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. 

Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selagi dia menolong saudaranya. 

Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para malaikat mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada malaikat yang ada di sisi-Nya. 

Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya.” 

Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazh ini. (Shahih: Shahih Muslim (no. 2699), Sunan Abu Dawud (no. 3643),Sunan at-Tirmidzi (no. 1425, 2646, 2945), Sunan Ibnu Majah (no. 225), Musnad Ahmad (II252, 325), Sunan ad-Darimi (I99), Musnad ath-Thayalisi (no. 2561), dan al-Mustadarak (I88-89).


Hadits nabi tersebut diatas inilah yang merupakan hadits pendukung dari yang sudah kita bahas, perhatikan kalimat pertama “Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat.” Kalimat ini sangat jelas kita diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam bentuk kebajikan, bila kita menolong menghilangkan kesusahan saudara kita sesama muslim, maka kelak diyaumil akhir nanti Allah akan menghilangkan kesusahannya.


Kalimat selanjutnya perhatikan khusus pada kalimat “Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat.” Kalimat ini sangatlah jelas tolong menolong yang kita lakukan kepada siapa saja manusia yang kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya baik semasa didunia serta kelak diyaumil akhir nanti.


Kalimat selanjutnya pada hadits tersebut diatas perhatikan “Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” Kalimat ini sangat jelas tekait amalan menuntut ilmu yang dilakukan seseorang maka akan dimudahkan Allah baginya menuju surga. Dengan kata lain amalan yang dilakukan seseorang dalam hal menuntut Ilmu merupakan Jalan Kesurga. Kemudian kalimat selanjutnya dimana orang-orang yang berkumpul dimesjid-mesjid dalam hal belajar Al qur’an maka meraka dinaungi para malaikat serta disanjung Allah dihadapan para Malaikat-Nya. Perhatikan kalimat “Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para malaikat mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada malaikat yang ada di sisi-Nya.”


Diujung hadits tersebut perhatikan kalimat “Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya” kalimat ini perlu dijelaskan dalam hal menuntut Ilmu seseorang yang sudah memperoleh keilmuannya hendaklah diamalkan, jangan merasa bangga dengan Nasabnya. Seperti contoh orang tersebut keturunan dari orang alim, nasabnya nyambung sampai ke para wali Allah, lantas ilmu yang didapat tidak diamalkan karena merasa bangga dengan nasabnya, maka orang tersebut tidak akan sampai kepuncak Agama. (talia).

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.