Republiknews, Buru - Perubahan warna air Sungai Anahoni Gunung botak menjadi viral di kalangan Masyarakat Kabupaten Buru dan Maluku.
Dugaan sementara, perubahan tersebut disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air.
" Sungai tersebut viral lewat media sosial, setelah rekaman video yang di posting masyarakat buru" , kata Mantan Sekertaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kom.kip Unpatti, Reymin, kepada Republik news, melalui konfirmasi telpon,Minggu (7/8/2022).
Rino, warga setempat meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Buru/Namlea untuk bagaimana merespon cepat masalah yang terjadi di gunung Botak tersebut.
Pemerintah Daerah Buru itu harus lebih cepat dan serius untuk mengambil langkah penanganan.
Sebab yang di Takutkan lewat perubahan warna air tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar di bumi Buru.
" saya minta kepada Kepolisian Republik Indonesia dalam Hal ini Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H.M.Hum, agar memerintahkan Kapolres Pulau Buru untuk memberitakan anggotan Kepolisian untuk lebih fokus dalam pengamanan di gunung botak", tegas Rino.
Menurut Rino ,keberadaan tambang Gunung botak Itu Pemerintah Daerah Kabupaten Buru dan Kepolisian harus punya akselerasi kerja – kerja yang serius dalam melihat persoalan yang ada di Kabupaten buru. Pasalnya, melihat perubahan warna air yang ada di Gunung botak dapat mencemari linkungan dan Kehidupan masyarakat yang ada di Kabupaten Buru tersebut.
Lebih lanjut Rino , dari perubahan warna air Gunung botak maka di butuhkan adalah kebijakan Pemeritah Daerah Kabupaten Buru untuk bergerak lebih serius, sebab soal hajat hidup masyarakat Kabupaten Buru, Jelas Rino.
Selain itu juga, kata Rino, aktivitas pertambangan ilegal di Gunung botak kian memuncak maka yang dibutuhkan adalah perang pihak Kepolisian Polres Pulau Buru agar harus lebih memantau para perkerja pertambangan Ilegal di Gunung botak Tersebut, Ujarnya.
Sahril Hitimala