GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

-OPINI-Efek Mulai Sekolah Jam 5 Pagi

arsenia JeniaMahasiswa Semester 2 Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Ruteng,Republiknews.com
-Kebijakan baru peningkatan mutu SMA dan SMK dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan belajar mengajar harus dimulai pukul 05.00 pagi, tidak diragukan lagi. Akan tetapi, kebijakan itu diralat kembali menjadi pukul 05.00 WITA.


Ada banyak kekhawatiran yang muncul terkait kebijakan ini, terutama dampaknya yang merugikan bagi anak-anak sekolah. Tentu tidak sedikit orang mempertanyakan tentang kebijakan ini. Apakah ada penelitian yang relevan untuk mendukung pergi ke sekolah pada pukul lima pagi? Pendapat saya, tidak ada konflik antara kebijakan yang telah dikeluarkan,


 jika itu didukung dengan penelitian yang menyarankan pergi ke sekolah pada jam 5 pagi dapat meningkatkan kualitas sumber daya siswa.


Padahal, berangkat sekolah jam lima pagi bukan menjadi salah satu tolak ukur untuk mendidik siswa menjadi yang terbaik. 


Disiplin, menurut saya, bukanlah salah satu indikator yang baik untuk keberhasilan seorang siswa. Justru yang terpenting adalah kualitas pendidikan, mulai dari guru dan siswa hingga sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar.


Jika anak sekolah menaati peraturan yang sudah diterapkan di sekolah, maka disiplin peaerta didik akan diwujud nyatakan dalam diri mereka walaupun tidak masuk sekolah jam 05 pagi.


 Disiplin itu berkaitan dengan aturan dan tidak ada kaitan antara disiplin dengan mempercepatkan jam masuk sekolah.


Peserta didik yang datang ke sekolah  jam 7 pagi karena sudah ada aturannya. Ini hanya mau menunjukan, bahwa siswa tersebut disiplin. 


Oleh karena itu, untuk apa kita buat kebijakan masuk sekolah jam 05 pagi, kalau itu hanya melatih peserta didik untuk berdisiplin?


Pemerintah dan lembaga pendidikan harus mendidik siswa dengan sopan santun dan jiwa kepemimpinan yang beradab. 


Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat anak-anak akan menjadi pemimpin di bidang ini jika hal ini ditanamkan kepada mereka sejak dini.


Kualitas siswa akan terpengaruh oleh kebijakan yang mencegah siswa masuk sekolah terlalu dini. Berikut ini adalah dampaknya :


 Pertama, kurang tidur, membuat peserta didik sulit berkonsentrasi, sehingga tubuh akan lebih mudah merasa lelah. 


Anak-anak mungkin merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi selama pengajaran di kelas sebagai akibatnya. Selain itu, anak juga bisa tiba-tiba mengantuk saat belajar di kelas, jika tidak bisa menahan rasa kantuknya karena kurang istirahat di malam hari. Prestasi akademik anak-anak akan menderita akibat hal ini jika dibiarkan.


 Kedua, mengalami masalah psikologis. Menurut sebuah laporan dari "Sleep Foundation," anak-anak yang kurang tidur lebih mungkin mengalami gejala depresi dan gangguan kecemasan. 


Disisi lain, anak-anak mungkin berisiko bunuh diri jika tidak cukup tidur, yang bisa berbahaya. Anak-anak sekolah juga cenderung menjadi tergantung pada pil tidur dan obat anti-kecemasan jika mereka tidak cukup tidur. 


Anak menjadi lebih cemas dan sulit tidur akibat efek dari jebakan obat tersebut di kemudian hari. Anak-anak lebih cenderung mengonsumsi obat yang tidak diresepkan oleh dokter demi menjaga staminanya.


 Ketiga, perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang anak dapat dipicu oleh kurang tidur, yang juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mentalnya. Anak-anak yang cenderung merokok di sekolah terlibat dalam perilaku penyimpangan ini.



Penulis Adalah arsenia Jenia

Mahasiswa Semester 2 Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.