GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Mengenal serta Menempuh Jalan Kewalian sesuai Format Al Qur’an dan Hadits Bag. 1



Republiknews.com – , Manusia Pilihan seperti yang kita ketahui dalam berbagai Kitab-kita yang syarat dengan pemahaman Spiritual yang lazim dikenal dengan pengkajian Spiritual atau Tasawwuf sering kita jumpai, untuk bisa menempuh agar dapat memasuk dunia tersebut seseorang harus memutuskan untuk bisa mengambil Jalan “ Thareqat “ kajian kali ini seperti biasanya disadur dari Kitab Laduna Ilma Jilid 4. Terkait Thareqatul Aulia oleh Imam Awal.


Hakikat Kewalian

 

Qs : Yunus ayat 62


أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


Artinya :


Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Qs : Al Baqarah ayat 154


وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ


Artinya :


Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.


Qs : Al An Am Ayat 122


أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya :

Dan apakah orang yang sudah mati kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya nur yang terang yang dengan nur itu dia dapat berjalan ditengah-tengah masyarakat ( Manusia ).


Hadits :


"في واقع الأمر ، فإن القديسين لم يمتوا ، لكنهم ينتقلون فقط من سكن إلى آخر".


Artinya : 


Sesungguhnya para waliyullah itu tidak mati, tetapi mereka hanyalah berpindah dari satu perumahan ke perumahan lain”. (di kutip dari Kitab Tanqihul Qaul, Halaman 273)


Hadist :


Bukhari 2504 As Sulhu – As Sulhu Fi Diyat


َقَالَ أَنَسُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مَنْ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ زَادَ الْفَزَارِيُّ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ فَرَضِيَ الْقَوْمُ وَقَبِلُوا الْأَرْشَ


Artinya :


Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah kalau mereka bersumpah atas nama Allah, maka Dia menjawabnya. -Al Fazari menambahkan  dari Humaid bin Anas- "maka kaum itupun ridha dan arsypun menerima mereka"  (Nasa'i 4674 Al Qosamah, Abu Dawud 3979 Ad Diyat, Ibnu Majah 2639 Ad Diyat, Ahmad 11754 Musnad Al Mukasirin)


Hadist :


عَنْ عَمْرِو بْنِ الْجَمُوحِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحِقُّ الْعَبْدُ حَقَّ صَرِيحِ الْإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ لِلَّهِ تَعَالَى وَيُبْغِضَ لِلَّهِ فَإِذَا أَحَبَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَأَبْغَضَ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَقَدْ اسْتَحَقَّ الْوَلَاءَ مِنْ اللَّهِ وَإِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْ عِبَادِي وَأَحِبَّائِي مِنْ خَلْقِي الَّذِينَ يُذْكَرُونَ بِذِكْرِي وَأُذْكَرُ بِذِكْرِهِمْ


Artinya :

Dari Amru bin Jamukh, sesungguhnya dia mendengar Nabi saw, bersabda :”Tidak berhak seorang hamba pada kebenaran iman yang jelas sehingga dia mencintai karena Allah Ta’ala dan membenci karena Allah Ta’ala, dan jika dia telah mencintai karena Allah Ta’ala dan membenci karena Allah Ta’ala maka dia berhak mendapatkan Al Wala’ (perlindungan) dari Allah dan sesungguhnya wali-wali diantara hamba-hamba-Ku dan yang mencintai-Ku adalah dari makhluk-Ku yang mereka selalu disebut dalam dzikir-Ku dan Aku disebut dalam dzikir mereka. (Ahmad 14998 Musnad Al Makiyin – Amru bin Jamukh )


Hadits :


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ


Artinya :


Dari Abi Hurairah dia berkata Rasulullah bersabda : sesungguhnya Allah berfiman (dalam Hadits Qudsi) Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya dan tidaklah mendekat hamba-Ku kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai dari (ibadah)  yang Aku fardhukan (wajibkan) kepadanya, dan tetaplah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amalan nawafil (sunnah) hingga Aku mencintainya, jika Aku telah mencintainya Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, dan penglihatannya yang dengannya dia melihat, dan tangannya yang dengannya dia memegang/menindak/mencengkram, dan kakinya yang dengannya dia berjalan, dan jika dia meminta pada-Ku sungguh Aku benar-benar akan memberikannya dan jika dia minta perlindungan pada-Ku sungguh Aku benar-benar melindunginya dan tiada mondar mandir-Ku pada sesuatu Aku-lah yang melakukannya, mondar mandir-Ku dari seorang mukmin yang membenci kematian dan Aku membenci pertemuannya. (Ahmad 24997 Musnad Al Anshor , Bukhari 6021 Ar Riqaq – Tawadhu)


Hadits :


كَيْفَ أَنْتُمْ اِذَا كُنْتُمْ مِنْ دِيْنِكُمْ فِى مِثْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ يُبْصِرُهُ مِنْكُمْ اِلاَ الْبَصِيْرَ


Artinya :


Bagaimana kamu apabila kamu terhadap agamamu menjadi seperti bulan dimalam purnama, tidak dapat melihatnya dari kamu kecuali orang yang awas ?.(HR. Ibnu ‘Asaakir dari Abu Hurairah, dikutip dari Al Jamius Shaghier IV hal. 143).


Hadits :


"يا أبو ذر ، هل تريد الذهاب إلى الجنة؟ جوابي: نعم. كلمات الرسول الكريم: قلل من الأحلام ، واجعل الموت دائمًا في عينيك ، وعارًا على الله بعار كبير. قلت: نعم يا رسول الله ، كلنا نخجل من الله. أجاب النبي: لا ذلك ، ولكن بالخجل من الله لا تنسى القبر والضرر ، واحفظ المعدة وما يدور فيها ، والرأس وما حولها (الحواس الخمس). ومن يريد شرف الآخرة يجب أن يترك جمال العالم ، وإذا كنت تصل إلى مغزى الوصول (ولاية الله).


Artinya : 


Hai Abu Dzar, apakah kau ingin masuk surga ? Jawabku : Ya. Sabda Nabi saw : Kurangilah angan-angan, dan jadikan maut itu selalu diruang matamu, dan malulah kepada Allah dengan sungguh-sungguh malu. Saya berkata : Ya, Rasulullah, kami semua malu kepada Allah. Jawab Nabi : Bukan itu, tetapi malu kepada Allah itu jangan melupakan kubur dan kerusakan, dan menjaga perut dan apa yang masuk kedalamnya, dan kepala dan apa yang disekitarnya (panca indera). Dan siapa yang ingin kehormatan akherat hendaklah meninggalkan keindahan dunia, dan apabila kau sedemikian berarti mencapai kewalian (Wilayatullah).   (Di kutip dari Kitab Wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar, ra.)


Hadits :


رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوْعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ


Artinya :


Banyak orang yang acak-acakan rambutnya kepalanya yang diusir dengan menutup pintu-pintu kalau ia bersumpah atas Allah, tentu ia kabulkan ”. (Shahih, R. Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah, dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier III, hal. 115)


Hadits :


كثير من الناس يرتدون ثيابًا قذرة لا يصغون إليها ، وإذا أقسم بالله ، يمنحها ".


Artinya :


banyak orang yang mengenakan pakaian dua pakaian dekil yang tidak diperdulikannya, kalau ia bersumpah atas Allah, Ia mengabulinya”. (Shahih, R. Bazzar dari Ibnu Mas’ud, dikutip dari Kitab Al Jamius Shahgier II, hal. 116)


Hadits :


عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَغْبَطَ أَوْلِيَائِي عِنْدِي لَمُؤْمِنٌ خَفِيفُ الْحَاذِ ذُو حَظٍّ مِنْ الصَّلَاةِ أَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ وَأَطَاعَهُ فِي السِّرِّ وَكَانَ غَامِضًا فِي النَّاسِ لَا يُشَارُ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ وَكَانَ رِزْقُهُ كَفَافًا فَصَبَرَ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ نَقَرَ بِيَدِهِ فَقَالَ عُجِّلَتْ مَنِيَّتُهُ قَلَّتْ بَوَاكِيهِ قَلَّ تُرَاثُهُ


Artinya :


Dari Abi Umamah dari nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya wali-waliku yang paling utama adalah orang mukmin yang sedikit hartanya yang memiliki kebaikan dari sholat sebagai kebaikan ibadah pada Tuhannya dan taat kepada-Nya dengan sembunyi-sembunyi dan dia menyamar diantara manusia, dia tidak ditunjuk dengan jari-jari dan rezkinya cukup, lalu dia bersabar untuk itu lalu, beliau saw menggambarkan dengan tangannya dan bersabda, “Dipercepat kematiannya, sedikit orang yang menangisinya dan sedikit harta peninggalannya. (Ahmad 21173 Musnad Al Anshor , Tirmidzi 2269 Az Zuhdu – Fil kafafi )


Hadits :


"أولئك الذين يحفظون القرآن هم أولياء الله ، من كان معاديًا لهم ، فهو معاد لله ومن يحبهم ، ثم يحب الله


Artinya :


Orang-orang yang hafal Al Qur’an adalah wali-wali Allah (Auliya Allah), barngsiapa yang memusuhi mereka maka ia telah memusuhi Allah, dan barangsiapa yang mengasihi mereka maka ia telah mengasihi Allah. (HR. Dailami dan Ibnu Najjar dari Ibnu Umar, dikutip dari Kitab Al jamius Shaghier II, hal.480)


Hadits :


وَإِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْ عِبَادِي وَأَحِبَّائِي مِنْ خَلْقِي الَّذِينَ يُذْكَرُونَ بِذِكْرِي وَأُذْكَرُ بِذِكْرِهِمْ


Artinya :

Sesungguhnya wali-wali diantara hamba-hamba-Ku dan yang mencintai-Ku adalah dari makhluk-Ku yang mereka selalu disebut dalam dzikir-Ku dan Aku disebut dalam dzikir mereka.  (HR, Haakim dari Ibnu Abbas, dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier II, hal..220)


Hadits :


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا


Artinya :


Dari Abi Hurairah, dia berkata Rasulullah bersabda, Allah berfirman : “ Aku dengan persangkaan hamba-Ku dan  Aku bersamanya jika dia ingat/berdzikir kepada-Ku, jika dia ingat/berdzikir kepada-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia berdzikir kepada-Ku disekelompok orang aku mengingatnya di kelompok yang lebih baik dari mereka. Jika dia mendekat kepada-Ku satu jengkal Aku mendekat kepadanya satu hasta dan jika dia mendekat kepada-Ku satu hasta Aku mendekat kepadanya satu depa, jika dia dating kepada-Ku dengan berjalan Aku mendatanginya dengan berlari. (Bukhari : 6856, Muslim : 4832 Kitab Dzikir dan doa  Tirmidzi : 3527, Ibnu majah 3812, Ahmad : 7115 , )


Hadits :


"يا علي ، حقًا ، لم يحصل صالح الله على رحمة الله ومتعه بسبب الصلوات الكثيرة ، بل حصل على رحمته وسروره بسبب كرمهم ونظروا إلى الكنوز الدنيوية.


Artinya :


Hai Ali, Sesungguhnya waliyullah itu bukan memperoleh rahmat Allah dan ridha-Nya karena banyaknya beribadah, tetapi memperoleh rahmat dan ridha-Nya karena kemurahan hati mereka dan memandang kecil terhadap urusan harta duniawi.  (di kutip dari Kitab wasiat Rasulullah kepada Ali, ra. hal. 23)


Hadits :

"مرحبا علي ، كل من يقرأخمسة وعشرون مرةيوميًا" استغفر اللهال ، أزييم لي ، والوليدية ، والمسلمين ، والمسلمين ، والمؤمنين ، والمؤمنين ، والأموات ، ". : "أستغفر الله تعالى من أجلي ولأبوي ولجميع المسلمين من الذكور والإناث وللمؤمنين والمؤمنين ، الأحياء والأموات". ثم كتبه الله عشيقه (الأولياء)


Artinya :


Hai Ali, Barangsiapa setiap hari membaca 25 kali  “Astaghfirullahal Adziim lii waliwaalidayya walijamii’il muslimiina wal muslimaat wal mu’miniina wal mu’minaat al ahyaa-i minhum wal amwaat” .  : “Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Mulia untuk saya sendiri dan untuk kedua orang tua saya, untuk semua orang muslim laki-laki dan perempuan, untuk kaum mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal”. Maka di tulis oleh Allah sebagai kekasihnya (auliya-ihi). (Hadits dikutip dari Kitab wasiat Rasulullah kepada Ali, ra. hal. 32)


Ketiga firman Allah serta tiga belas hadits pendukung diatas inilah yang menjelaskan tentang haqiqat atau kesejatiannya para wali Allah. pada firman Allah yang pertama dimana dijelaskan dalam Al qur’annul karim, bahwasannya para wali Allah mereka tidak merasakan ketakutan serta mereka tidak bersedih hati. kenapa mereka bisa seperti itu?, karena para wali Allah senantiasa berada dalam lindungan Allah.  sehingga tidak ada yang mereka takutkan serta mengkhawatirkan segala sesuatu apapun yang berada dimuka bumi ini. 


mereka senantiasa berserah diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya sehingga dalam riwayat yang lain nabi mengatakan bahwa seluruh makhluk yang ada dialam semesta ini takut kepada mereka para wali Allah.  perhatikan seluruh kalimat pada firman Allah tersebut diatas “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”  


kemudian pada firman Allah yang kedua dimana dijelaskan dalam Al qur’an bahwasannya mereka para wali Allah sama sekali tidak didatangi oleh Al maut,  dengan kata lain mereka tidak mengalami kematian. bagi orang-orang yang awam mereka melihat kematian terhadap para wali Allah.


perhatikan seluruh kalimat pada firman Allah tersebut yang kedua. “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. “ khusus pada kalimat “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati. “ 


Kalimat ini sangatlah jelas bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu jangan dikatakan mereka tela mati, ini merupakan larangan Allah. kenapa ? karena ada sesuatu rahasia menyangkut keghaiban yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang (awam ), para wali Allah mereka termasuk orang yang gugur dijalan Allah karena mereka senantiasa berjuang untuk meng syiarkan ajaran Allah, meng agungkan Asma Allah serta mengajarkannya kepada manusia yang membutuhkannya. kemudian kalimat “bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” dari kalimat ini kita mendapatkan suatu kejelasan, bahwasannya Allah menegaskan, mereka para wali itu hidup, hanya kebanyakan menusia tidak mengetahuinya. mungkin ada yang bertanya lantas bagaimanakah mekanismenya mereka kelihatan mati akan tetapi mereka hidup,? 


sangat perlu untuk dijelaskan bahwasannya yang disebut dengan mati menurut keterangan nabi, seorang manusia apabila dia akan didatangi oleh ajalnya (Maut) empat puluh hari lamanya, maka dia akan didatangi oleh Al maut (Malikil maut). Malaikat ini yang bertugas untuk memberikan Al maut kepada seseorang.  dikatakan Al maut karena malaikat tersebut membawa Al maut yang berada didalam kendi yang berbentuk bubuk, ini akan di tuangkan kedalam seseorang yang masa hidupnya tinggal empat puluh hari lamanya, bubuk Al maut tersebut akan di taburi diatas kepala orang tersebut sehingga bubuk Al maut akan bekerja. proses dari bubuk tersebut selama empat puluh hari lamanya, setelah itu maka seluruh jauhar yang ada didalam orang tersebut sudah terurai jauhar akal akan kembali kegudang akal dan lain sebagainya sehingga orang tersebut dikatakan mati atau meninggal dunia. 


para wali Allah mereka tidak ditaburi oleh bubuk Al maut tersebut,  justru mereka mendapatkan undangan langsung dari Allah mereka menerima Taqut, semacam lembaran undangan yang berwarnah hijau bertuliskan tinta emas. sehingga seluruh jauhar yang ada pada mereka tidak terurai, mereka hidup dalam jasad yang baru yang berbentuk nur dengan seluruh jauhar diri yang masih utuh. 


kemudian dijelaskan pada firman Allah yang ketiga perhatikan seluruh kalimat “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya nur yang terang yang dengan nur itu dia dapat berjalan ditengah-tengah masyarakat ( Manusia ).” perhatikan dengan cermat firman Allah diatas, maka itulah hakikat para wali Allah. “(Nara Sumber) ": orang yang sudah mati dagingnya jasadnya hancur menjadi tanah, dan Allah mengganti jasad itu dengan nuur. 


sehingga elemen ghaib yang didalam jasad itu tidak perlu berkeliaran, mempunyai jasad baru. Jasad lama adalah daging ini,  dagingnya sudah hancur, Allah siapkan jasad baru tapi elemennya lain terbuat dari nur  elemen ghaib yang pertama berada didalam diri pindah kepada jasad baru itu bersifat nur maka orang itu bersifat malak, seperti malaikat punya jasad terbuat dari nuur, dan ia punya hak berjalan dipasar-pasar , dimesjid-mesjid , ikut sholat jum'at, karena dia tidak mati , ia tidak didatangi oleh Izroil yang menaburkan Al-maut kepada dia , sehingga elemen (Jauhar) ghaibnya terurai.  


orang tersebut dalam perlindungan Allah manakala jasadnya mati , Allah segera mengganti dengan jasad yang baru yang bersifat nur lalu elemen ghaib (Jauhar ghaib) akal nafsu , hayat , ruh dan lain sebaginya yang berada pada jasad yang lama berpindah kepada jasad yang baru, dan ia berjalan sebagaimana orang hidup hanya jasadnya lain, sebagian besar engkau tidak mengetahuinya .” Jangan engkau mengira orang-orang yang gugur dijalan Allah itu , mati , mereka tidak mati hanya sebahagian besar dari kamu tidak mengetahuinya .” tapi ada sebahagian kecil orang-orang yang khowas mereka mengenali , inilah hakikat kesejatian para wali, mereka tidak mati. hanya penggantian jasad lama diganti dengan jasad baru yang lebih mulia. 


Hadits  :


من أبي هريرة قال إن رسول الله قد تعهد ؛ الحق يقول الله تعالى في حديث القدسي ، من كان معاديًا لأحد قديسي ، فقد أعلنت الحرب عليه.


Artinya :


Dari Abi Huraira dia berkata Rosulullah bersabdah ; sesungguhnya allah berfirman dalam hadits qudtsi , barangsiapa memusuhi seorang wali-ku maka aku telah mengumumkan perang kepadanya .


Ini kesejatian atau haqiqat para wali, yang lebih memperjelas dari penjelasan yang pertama, bahwa para wali tidak mati, hanya dagingnya jasad lamanya yang mati, tetapi Allah segera mengganti dengan jasad baru yang lebih mulia maka ia hidup semacam (malak). malaikat Jibril itu hidup ada ruh ada jasadnya hanya Jasadnya terbuat dari nur.  maka para walipun menjadi semacam malak , mereka tidak berdaging  tetapi dalam jasad yang baru yang bersifat nur terdapat akal, nafsu,ruh,hayat dan ilmi mereka tetap hidup. dan hadits-hadits pendukung lainnya yang akan kita kaji satu persatu.

 

Manakala orang yang mati setiap elemen dirinya balik kegudang masing-masing, bila Izro'il datang membawa Al-maut, lalu menaburkan pada seseorang maka akalnya akan kembali kegudang akal , nafsunya akan kembali kegudang nafsu, hayatnya akan kembali kegudang hayat , ruhnya akan kembali kegudang ruh maka itulah yang disebut dengan kematian.  tetapi para wali tidak mati oleh ketuaan. mati dagingnya, Allah gantikan dengan daging yang baru yang bersifat nuur lalu ini kesejatian para wali, disaat mereka belum menjadi nuur masih bersifat daging ," barangsiapa memusuhi para wali-Ku aku nyatakan perang sama orang itu." siapa yang bisa menang perang dengan Allah.?  alangkah cintanya Allah kepada kekasihnya yaitu para wali,  tidak lihat persoalan apa , soalnya tidak diusut, siapa memusuhi wali Allah langsung ( The Ultimat world ) langsung ultimatum perang, demikian kasih sayang Allah kepada wali-wali Allah dan ini merupakan kesejatian dari para wali.  


Kemudian penjelasan pada hadits pendukung yang pertama perhatikan selurh kalimat “ Sesungguhnya para waliyullah itu tidak mati, tetapi mereka hanyalah berpindah dari satu perumahan ke perumahan lain.” hadits ini sejalan dengan firman Allah yang telah kita kaji diatas diman Nabi menjelaskan bahwasannya para wali mereka tidak mati,  tetapi mereka hanya berpindah dari satu perumahan keperumahan yang lain. maksudnya berpindah alam dari alam dunia sekarang ini menuju kealam Auliyah (Alam kewalian) yang warnah alam tersebut berwarnah hijau serta suasananya sangat sejuk . untuk jelasnya silahkan melihat “ Ma’rifatul Alam. “ 


kemudian keterangan pada hadits kedua perhatikan kalimat “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah “ kemudian kalimat “kalau mereka bersumpah atas nama Allah “ lalu kalimat “  Dia menjawabnya. -Al Fazari menambahkan  dari Humaid bin Anas- "maka kaum itupun ridha dan Arsypun menerima mereka."  dari kalimat-kalimat tersebut diatas kita mendapatkan kejelasan bahwasannya diantara hamba Allah atau para wali, mereka senantiasa bersumpah dengan nama Allah sehingga orang-orang yang mendengarkan ucapan sumpah mereka mempercayainya,  sehingga Arsypun menerimanya inilah mereka para wali Allah Arsy Allah senantiasa berguncang manakala mereka bersumpa dengan menyebut nama Allah. 


lalu dijelaskan pada hadits pendukung yang keempat perhatikan kalimat “ Tidak berhak seorang hamba pada kebenaran iman yang jelas sehingga dia mencintai karena Allah Ta’ala dan membenci karena Allah Ta’ala. “ dari kalimat tersebut diatas kita mendapatkan kejelasan bahwa tidak berhak seorang hamba dengan kebenaran iman yang jelas sehingga dia mencintai karena Allah serta membenci sesuatu juga karena Allah. kemudian kalimat “dan jika dia telah mencintai karena Allah Ta’ala dan membenci karena Allah Ta’ala maka dia berhak mendapatkan Al Wala’ (perlindungan) dari Allah “ kalimat ini adalah perolehan dari Allah, bila seseorang mencintai serta membenci sesuatu karena Allah, dia akan menadapatkan perlindungan dari Allah. 


siapakah orang yang membenci serta mencintai sesuatu hanya benar-benar karena Allah, maka perhatikan kalimat selanjutnya dari hadits tersebut.“dan sesungguhnya wali-wali diantara hamba-hamba-Ku dan yang mencintai-Ku adalah dari makhluk-Ku yang mereka selalu disebut dalam dzikir-Ku dan Aku disebut dalam dzikir mereka. “ kalimat ini sangat jelas , bahwa mereka lah para wali Allah , mereka mampu mencintai serta membenci sesuatu hanya karena Allah dikarenakan mereka senantiasa berdzikir mengingat serta meng agungkan Allah.  


kemudian pada hadits yang kelima khusus pada kalimat “dan tidaklah mendekat hamba-Ku kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai dari (ibadah)  yang Aku fardhukan (wajibkan) kepadanya, dan tetaplah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amalan nawafil (Sunnah) hingga Aku mencintainya “  ini kesejatian bagaimana seseorang bisa menjadi wali Allah, ia melakukan hukum-hukum wajib sholat puasa , zakat dan lain-lain sebagainya. tidak berzinah tidak mencuri yang haram ia tinggalkan ditambah dengan yang sunah-sunnah berakhir pada kecintaan Allah Swt.


manakala Allah sudah mencintai, maka tentu dia menjadi kekasih Allah yang didalam hadits disebut ( Waliyullah ), didalam Al-qur'an disebut ( Auliya huta'ala ). muncul pertanyaan “ kenapa bila seseorang sudah dicintai Allah ? maka perhatikan kalimat selanjutnya pada hadits tersebut diatas “jika Aku telah mencintainya Aku menjadi pendengarannya yang dengan-Nya dia mendengar, dan penglihatannya yang dengan-Nya dia melihat, dan tangannya yang dengan-Nya dia memegang/menindak/mencengkram, dan kakinya yang dengan-Nya dia berjalan,” setelah mencermati seluruh kalimat pada hadits tersebut maka mendapatkan suatu pelajaran bahwasannya para wali Allah senantiasa beserta dengan Allah sehingga apapun yang dilakukannya Allah senantiasa beserta dengannya, ini merupakan bentuk cintanya Allah terhadap para wali. 


kemudian kalimat selanjutnya “dan jika dia meminta pada-Ku sungguh Aku benar-benar akan memberikannya dan jika dia minta perlindungan pada-Ku sungguh Aku benar-benar melindunginya “ dari kalimat ini kita mendapatkan pelajaran bahwasannya para wali Allah mereka bukanlah Allah sekalipun Allah senantiasa beserta dengan mereka, kalimat inilah yang menjelaskan bahwa ketika mereka membutuhkan pertolongan maka Allah akan menolongnya. 


disinilah posisi antara khaliq dan hambah, tidak ada penyatuan antara Allah dengan makhluk ciptaannya. kebesertaan Allah terhadap para wali melalui aparatur Allah, sekirannya seorang wali benar-benar menyatu dengan Allah manunggal atau menjadi sama seperti Allah, maka seorang wali tidak membutuhkan tempat tinggal serta makan dan lain sebagainya yang menjadi sifat makhluk. 


kemudian pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat “Bagaimana kamu apabila kamu terhadap agamamu menjadi seperti bulan dimalam purnama, tidak dapat melihatnya dari kamu kecuali orang yang awas “  kalimat ini merupakan perumpamaan yang diberikan oleh Nabi, bagaimana seseorang terhadap agamanya menjadi seperti bulan dimalam purnama , maksudnya adalah seseorang yang menjadi bulan dimalam purnama adalah para wali. karena mereka memiliki penglihatan yang awas (Tajam) sama seperti bulan purnama yang menerangi alam semesta ketika malam hari, maka bisa terlihat dengan jelas,  

 

kemudian hadits selanjutnya dimana Rosulullah memberikan nasihat kepada sahabatnya yakni Abu dzar Al gifari perhatikan kalimat: “Hai Abu Dzar, apakah kau ingin masuk surga ? “  kemudian dijawab oleh abu dzar “Jawabku : Ya. “ kemudian rosulullah melanjutkan nasihatnya “Sabda Nabi saw : Kurangilah angan-angan, dan jadikan maut itu selalu diruang matamu, dan malulah kepada Allah dengan sungguh-sungguh malu.” dari kalimat ini kita mendapatkan pelajaran bahwasannya agar bisa mendapatkan surga maka kurangilah berangan-angan atau banyak mengkhayal, lantas senantiasa mengingat akan kematian, serta malu terhadap Allah. 


bagaimanakah yang dimaksud dengan kalimat malu terhadap Allah ? perhatikan kalimat selanjutnya dari Abu Dzar “Saya berkata : Ya, Rasulullah, kami semua malu kepada Allah. “  lantas jawab Nabi “Jawab Nabi : Bukan itu, tetapi malu kepada Allah itu jangan melupakan kubur dan kerusakan, dan menjaga perut dan apa yang masuk kedalamnya, dan kepala dan apa yang disekitarnya (panca indera). “ inilah definisi malu terhadap Allah sesuai dengan ajaran Nabi, yakni senantiasa mengingat kematian. kenapa kematian ? karena bila seseorang sering mengingat akan kematian, ini menunjukkan bahwasannya dia adalah seorang hamba Allah yang tidak akan hidup selamanya sehingga dengan itu dia benar-benar mempersiapkan dirinya untuk kehidupan selanjutnya yakni kehidupan akhirat. 


kemudian kalimat  “kerusakan” kalimat ini sangat jelas bahwasannya Nabi tidak membenarkan kita selaku umatnya untuk berbuat kerusakan dimuka bumi (Mufsidhun), karena hal tersebut benar-benar sangat dimurkai Allah. lihat kembali “ Ma’rifatul Mufsidhun. “ Kemudian menjaga perut dan apa yang masuk kedalamnya. ini sangatlah jelas bahwasannya perhatikan apa – apa yang akan dimakan serta minuman yang akan masuk kedalam perut kita, yang bersifat halal silahkan, tetapi bila yang berbentuk haram jangan ditelan. 


khusus pada kalimat menjaga perut , ini cakupannya sangat luas,  kita tidak hanya melihat halal dan haramnya saja akan tetapi sekalipun yang halal yang bisa masuk kedalam perut kita , tetapi perolehannya juga harus dijaga tentunya, dengan cara yang benar menurut tuntunan agama. jangan karena untuk mendapatkan sesuatu yang halal cara yang kita ambil dengan menghalalkan segala cara, inilah yang dimaksud oleh kalimat tersebut. 


kemudian kalimat dan kepala (panca indera) dan apa yang ada disekitarnya. kalimat ini juga harus di berikan ilustrasi, kepala (Panca Indera) ini sangat jelas bahwasannya panca indera berada dibagian kepala, mulai dari mata untuk melihat , telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium lidah untuk merasa termasuk mulut untuk berbicara. yang urusan tersebut berada disekitar kita didalam aktifits kita untuk hidup serta bergaul didunia (bersosialisasi),  ini semua haruslah dijaga sesuai dengan tuntunan agama.  


kemudian kalimat terakhir dari hadits tersebut diatas “Dan siapa yang ingin kehormatan akherat hendaklah meninggalkan keindahan dunia,” maksud kalimat tersebut adalah barangsiapa yang menginginkan kehormatan diakhirat niscaya dia meninggalkan keindahan dunia, maksudnya adalah Zuhud. Dan Zuhud bukan berarti seseorang harus menjadi miskin untuk bisa zuhud, justru dalam hadits yang lain Nabi mengatakan janganlah seseorang zuhud karena kemiskinan. zuhud yang benar adalah ketika seseorang memiliki sesuatu kemudian dia zuhud seakan-akan dia tidak memiliki sesuatu tersebut. 


kemudian kalimat terakhir “dan apabila kau sedemikian berarti mencapai kewalian (Wilayatullah).” Kalimat ini sangat jelas, seluruh keterangan dari hadits tersebut bila dilakukan dengan sungguh-sungguh benar-benar karena Allah maka itu merupakan jalan bagi seseorang untuk bisa mencapai derajat kewalian.    


Kemudian keterangan pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat “Banyak orang yang acak-acakan rambutnya kepalanya yang diusir dengan menutup pintu-pintu kalau ia bersumpah atas Allah, tentu ia kabulkan. ” kemudian pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat “banyak orang yang mengenakan pakaian, dua pakaian dekil yang tidak diperdulikannya, kalau ia bersumpah atas Allah, Ia mengabulinya.” dari kalimat-kalimat tersebut kita bisa mendapatkan pelajaran, kalimat pada hadits yang pertama yaitu ada seseorang yang kelihatan seperti orang yang tidak waras rambutnya urap-urapan tidak pernah disisir bahkan kelihatan seperti orang yang dekil penampilannya , akan tetapi bila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama Allah, maka Allah pasti akan memberikannya. nah dari keterangan Nabi tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwasannya, jangan kita hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya saja, kemudian kita mencela mereka karena ada para wali Allah yang kita tidak tahu tentang mereka yang penampilannya seperti gembel, ada kalanya seperti orang gila dan lain sebagainya, kenapa mereka memilih penampilannya seperti itu ?  tentu ada alasannya,  yang pasti mereka berupayah menutupi diri mereka agar tidak dikenali oleh orang lain. ada lagi untuk menjaga kesucian dirinya , agar tidak terjerumus kedalam kemaksiatan dan lain sebagainya, wallahu a’lam.   



kemudian pada hadits selanjutnya  perhatikan kalimat “Sesungguhnya wali-waliku yang paling utama adalah orang mukmin yang sedikit hartanya yang memiliki kebaikan dari sholat. “ kalimat ini sangat jelas bahwa para wali Allah bukanlah orang-orang yang dengan sengaja meninggalkan hukum-hukum syar’i,  dalam hal ini adalah sholat. karena mereka senantiasa menjalankan seluruh perintah-pirnta Allah termasuk Sholat.  kemudian kalimat “sebagai kebaikan ibadah pada Tuhannya dan taat kepada-Nya dengan sembunyi-sembunyi “ dari kalimat ini kita mendapatkan kejelasan, bahwa para wali Allah didalam melakukan peribadatan mereka, sama sekali tidak mau dilihat oleh orang lain. perhatikan lagi khusus pada kalimat: “dan taat kepada-Nya dengan sembunyi-sembunyi.”  mereka melakukan peribadatan secara rahasia (Abdi Sir ). 


para abdi sir tersebut mereka memiliki kemampuan dalam hal sholat , mereka bisa melakukan sholat langsung ke Baitullah meskipun mereka berada di Indonesia , inilah kelebihan yang Allah berikan kepada mereka , sehingga mereka benar-benar mampu melakukan peribadatan secara sembunyi tanpa diketahui oleh orang lain. inilah Abdi Sir (peribadatan secara Rahasia). 


kemudian kalimat “dan dia menyamar diantara manusia. “ kalimat ini juga sangat jelas mereka menyamar diantara manusia, kenapa mereka berbuat seperti itu ? jawabanya hanya satu, yakni menjaga diri mereka agar tidak menyembah kepada selain Allah. lanjut kalimat “dia tidak ditunjuk dengan jari-jari dan rezkinya cukup,” maksud kalimat tersebut bahwa mereka para wali sangat sulit untuk diketahui , kemudian kalimat “Dipercepat kematiannya, sedikit orang yang menangisinya dan sedikit harta peninggalannya.”  Kalimat ini sangat jelas , inilah tanda atau ciri-ciri dari para wali Allah.


kemudian dijelaskan pada hadits pendukung selanjutnya perhatikan kalimat “Orang-orang yang hafal Al qur’an adalah wali-wali Allah (Auliya Allah),” dari kalimat ini kita mendapatkan pelajaran bahwasannya mereka para wali Allah adalah penghafal Al qur’an (Hafidz qur’an), lalu kalimat “barngsiapa yang memusuhi mereka maka ia telah memusuhi Allah “ kalimat ini juga sangat jelas bahwasannya barang siapa yang memusuhi para wali Allah, hal tersebut sama artinya dengan memusuhi Allah kemudian sebaliknya “  dan barangsiapa yang mengasihi mereka maka ia telah mengasihi Allah.” 


inilah haqikat dari pada para wali yang sangat dicintai oleh Allah Swt.  kemudian pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat : “ Sesungguhnya wali-wali diantara hamba-hamba-Ku dan yang mencintai-Ku “ lalu kalimat “adalah dari makhluk-Ku yang mereka selalu disebut dalam dzikir-Ku dan Aku disebut dalam dzikir mereka.“  kedua kalimat pada hadits tersebut diatas sangatlah jelas bahwa mereka para wali Allah sangat mencintai Allah sehingga Allahpun mencintai mereka, serta mereka senantiasa berdzikir meng agungkan nama Allah sehingga Allah pun menyebut mereka dalam dzikrullah. 


ini merupakan haqiqat dari para wali Allah.  pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat “Aku dengan persangkaan hamba-Ku dan  Aku bersamanya jika dia ingat/berdzikir kepada-Ku “ kemudian kalimat “jika dia ingat/berdzikir kepada-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. “ dua kalimat ini sangat jelas pada kalimat yang pertama bahwasannya Allah sesuai dengan prasangka hamba-hamba-Nya, ketika mereka mengingat Allah (berdzikir) maka Allahpun akan mengingat mereka, kemudian bila mereka mengingat Allah dalam dirinya, maka Allah pun akan mengingat mereka dalam diri-Nya.


kemudian kalimat selanjutnya “Jika dia berdzikir kepada-Ku disekelompok orang, aku mengingatnya di kelompok yang lebih baik dari mereka.” Kalimat ini sangat jelas jika mereka mengingat Allah pada sekelompok orang,  maka Allah akan mengingatnya pada sekelompok orang yang lebih baik. apakah yang dimaksud Allah dengan pada kelompok yang lebih baik ?  maksudnya adalah bila seorang wali berdzikir pada kelompok manusia, maka Allah akan mengingat mereka pada kelompok yang lebih baik yaitu para malaikat. 


kemudian kalimat “Jika dia mendekat kepada-Ku satu jengkal Aku mendekat kepadanya satu hasta dan jika dia mendekat kepada-Ku satu hasta Aku mendekat kepadanya satu depa, jika dia dating kepada-Ku dengan berjalan Aku mendatanginya dengan berlari. “  maka menjadi jelas , bahwasannya Allah sangat menginginkan kedekatan dari seorang hamba kepada Allah dan mereka para wali Allah mampu untuk melakukan pendekatan tersebut dengan sebenar-benarnya. 


pada hadits selanjutnya perhatikan kalimat “Sesungguhnya waliyullah itu bukan memperoleh rahmat Allah dan ridha-Nya karena banyaknya beribadah,” kalimat ini sangat jelas dimana Rosulullah memberikan nasihat kepada Imam Ali kw . bahwasannya mereka para wali bukan karena memperoleh rahmat Allah serta ridho-Nya, dikarenakan peribadatan mereka. kemudian kalimat “tetapi memperoleh rahmat dan ridha-Nya karena kemurahan hati mereka dan memandang kecil terhadap urusan harta duniawi. “ maka  menjadi jelas bahwasannya rahmat serta ridho Allah yang mereka dapatkan karena kemurahan hati mereka, serta mereka tidak terikat dengan kenikmatan dunia inilah mereka para wali Allah. 


kemudian pada hadits yang terakhir perhatikan kalimat “hai Ali, barangsiapa setiap hari membaca 25 kali “ lalu kalimat “astaghfirullahal ‘adziim lii waliwaalidayya walijamii’il muslimiina wal muslimaat wal mu’miniina wal mu’minaat al ahyaa-i minhum wal amwaat. Artinya : “Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Mulia untuk saya sendiri dan untuk kedua orang tua saya, untuk semua orang muslim laki-laki dan perempuan, untuk kaum mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.” serta kalimat “maka di tulis oleh Allah sebagai kekasihnya (auliya-ihi). “ (T.L)

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.