GpdlGfO6GUAiTpMpTfr6GSOo

Slider

Respons Pernyataan Luhut, DPP KNPI: Indonesia Bisa Belajar dari Tiongkok


Republiknews.com, Jakarta - Ketua Umum DPP KNPI Yana Maulidia Jusra, menanggapi Pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Panjaitan. Tanggapan Yana itu terkait dengan kritik Luhut atas cara kerja Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.


Respon Yana, itu disampaikan via seluler, Kamis (22/12/2022). Yana menegaskan pernyataan Luhut itu adalah upaya menyelamatkan negara.


“Kita bisa belajar dari negeri tirai Bambu (Tiongkok), apa yang dilakukan Xi Jinping ketika memimpin, presiden itu berhenti melanjutkan warisan kebijakan pendahulunya yang mengedepankan hukuman mati bagi koruptor. Xi Jinping pada akhirnya menyadari, adanya beban antar relasi kuasa dan ancaman bagi masa depan negara nya, sehingga dia menjawab hukuman mati itu dengan DIGITALISASI. Kami kira, apa yang disampaikan pak Luhut Itu adalah ungkapan sadar demi menyelamatkan negara melalui system digital.


Yana menambahkan, kita sedang ada dalam momentum yang tepat, digitalisasi itu sendiri adalah jalan untuk mewujudkankan visi Nawacita presiden Jokowi. Sector-sektor strategis harus digerakkan dalam rangka kepentingan nasional dengan memanfaatkan era digital ini. Negara ini harus punya ketahanan nasional yang kuat, punya Kemandirian, terutama dalam menghadapi kompetisi global. Kita bersama juga memahami bahwa Transformasi Digital adalah amanah “G20 Bali Leaders Declaration”. 

“Kita ini sekarang sedang ada dalam momentum yang tepat, saya kira digitalisasi itu sendiri adalah jalan untuk mewujudkan Nawacita presiden Jokowi. Oleh karenya sector-sektor strategis harus digerakkan dalam rangka kepentingan nasional dengan memanfaatkan era digital ini.  Negara ini harus punya ketahanan nasional yang kuat, punya kemandirian, terutama dalam menghadapi kompetisi global. Saya kira kita bersama juga memahami bahwa transformasi digital itu sendiri adalah amanah G20 Bali Leaders Declaration.


Terkait Operasi Tangkap Tangan KPK, Yana berkelakar, saya senang menonton film barat, disana ada pelajaran hukum yang baik, setiap ada dugaan penyalagunaan kekuasaan dan atau kewenangan, petugas berwenang datang dan mengingatkan pihak terkait, mereka diskusi soal informasi penyalagunaan tersebut, jelaskan soal pasal-pasalnya, ancaman hukumannya, dampak terhadap keluarganya, terhadap lingkungan social dan terutama soal Masa Depan Hukum Negara nya”. 



Sebelumnya, Luhut mengkritik KPK dalam pemberantasan korupsi. Dia menyebut KPK tak perlu sedikit-sedikit menangkap orang.


Awalnya, Luhut bicara tentang OTT yang dilakukan KPK. Menurut Luhut, OTT terhadap pejabat diduga korupsi tidak baik bagi negara. 

“Kita gak usah bicara tinggi-tinggilah. OTT-OTT ini kan gak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget. Tapi kalua kita digital life, siapa yang melawan kita,” dikutip detiknews selasa (21/12/2022)

Luhut, kemudian bercerita dirinya diundang untuk diwawancarai salah satu media di London. Diaq mengatakan, Indonesia dipuji usai berhasi menyelenggarakan KTT G20 di Bali pada November lalu.


Disana, dia menjelaskan Indonesia memiliki empat pilar dalam pembangunan. Dari keempat yang disebutkan itu, dia menyebuat digitalisasi merupakan kunci kemajuan bangsa. 


“Saya jelaskan mengenai Indonesia, saya bilang ada empat Pilar kami. Satu efisiensi digitalisasi, dua hilirisasi, tiga dana desa. Itu saya jelaskan pada mereka, tapi dua pertama itu kunci bapak/ibu sekalian,” ucapnya.


Setelah itu, Luhut meningatkan KPK jangan sedikit-sedikit melakukan penangkapan. Menurutnya, jika digitalisasi di Indonesia berjalan baik, tidak aka ada yang bias main-main dengan system.


Penulis Ketua DPP KNPI Yana Maulidia Jusra

(Sahril)



Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - Republiknews
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.